Mohon tunggu...
HMJ Tadris Matematika UINMLG
HMJ Tadris Matematika UINMLG Mohon Tunggu... Guru - HMJ Tadris Matematika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

https://tadrismatematika-uinmalang.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Sosok Kiai Yahya

19 Maret 2019   07:43 Diperbarui: 19 Maret 2019   07:54 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K.H. Muhammad Yahya yang lebih dikenal dengan panggilan Kiai Yahya (1903-1971) Pengasuh generasi ketiga Pondok Pesantren Miftahul Huda Gadingkasri, Malang. Dalam segi laku kehidupan, ilmu, perjuangan dakwah, ajaran dan pemikiran merupakan bukti otentik, bahwa beliau termasuk dalam kategori ulama' seperti yang didefinisikan sayid hasan Al-Bashri maupun Ibnu Abbas. Demikian pula, beliau menunjukkan sifat wira'i sebagai ulamadengan selalu menjaga kesempurnaan takwa dan mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau adalah seorang ulama sufi yang juga faqih. Kesufian Kiai Yahya juga ditunjukkan oleh sikap Khumul beliau. Sifat Khumul adalah sikap yang ingin menyembunyikan segala kebaikannya. Beliau tidak ingin dikenal di kalangan masyarakat dengan cara menceritakan kebaikan yang telah diperbuat beliau . beliau tidak ingin keikhlasan ternodai hanya karena dipuji orang. Bahkan untuk sekedar memasang papan nama pesantren, beliau meminva petunjuk kepada gurunya.

Dari sejarah itu pula, kita mengenal Kiai Yahya sebagai pemimpin pesantren yang sangat mementingkan pengajaran ilmu tasawuf kepada santri dan masyarakat sekitar. Beliau tidak sepakat dengan pendapat bahwa anak-anak itu tidak perlu diajari tasawuf. Dikatakan tua adalah dalam tingkat penguasaan tasawuf tanpa memandang usia. Dalam rangka memasyarakatkan amaliyah tasawuf. Kiai yahya sangat menganjurkan kepada santri dan para jama'ahnya untuk mengamalkan thoriqoh. Karena beliau pernah mengatakan "Ono Wong, alime yok opo, lek dorong melu thoriqoh nilene separo" (Siapa pun, dalam tingkat apapun keilmuannya, jika belum bergabung dalam thoriqoh, nilainya separuh)

Itulah unsur dominan dan orientasi kehidupan yang dimiliki Kiai Yahya hingga beliau wafat. Kepribadian itu terbentuk dari sebuah proses kehidupan seorang manusia biasa selama 68 tahun. Dalam rentang waktu itu, banyak percikan teladan yang bisa diambil oleh generasi sesudahnya sebagai Ibroh dan bekal hidup di era modern ini. Termasuk dari keteladanan itu adalah kegigihan dan kelihaian beliau dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran serta menyebarkan ilmu Allah SWT kepada umat manusia.

K.H. Muhammad Yahya dilahirkan pada tahun 1903 M di Jetis. Terletak 10 km ke arah barat Kota Malng, jalur menuju Kota Batu. Desa Jetis saat ini berada di wilayah kecamatan Dau, kabupaten Malang dan juga berbatasan langsung dengan Kelurahan Tlogomas yang berada di wilayah Kecamatan Lowokwaru, Kotamadya Malang.

Meski lahir di daerah Malang, pada dasarnya Kiai Yahya keturunan Jawa Tengah, tepatnya daerah juwana Kabupaten Pati. Karena Ayahanda beliau Kiai Qoribun dan Ibunda NYAI Sarmi adalah penduduk asli Juwana. Kiai Yahya dilahirkan sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Kakak Pertama dan kedua beliau Ratun dan Tasmi. 

Sedangkan Kakak ketiga seorang laki-laki yang bernama Abdul Hamid. Ketiga adik beliau kesemuanya adalah laki-laki, yaitu Subadar, Jayadi, dan si bungsu Nasibun.

Sejak kecil Kiai Yahya sudah bersentuhan dengan ilmu agama melalui pendidikan keluarga dengan tradisi santri yang kental. Disamping itu, beliau juga mengikuti pendidikan dasar keagamaan yang diasuh Paman beliau sendiri, Kiai Abdullah (Alamarhum) yang juga salah satu Mursyid Thoriqoh Kholidiyah. 

Di surau  Pesantren pamannya inilah Kiai Yahya mengenal dasar-dasar aqidah, bimbigan ibadah dan doktrin etika agama atau ilmu akhlaq. Dasar agama yang kuat di massa kecil, menjadikan beliau kuat dan Kokoh dalam mempertahankan prinsip serta memperoleh kemudahan dalam pengembangan ilmu di masa mendatang.

Riwayat Pendidikan

Kiai Yahya termasuk pencinta ilmu. Terbukti dengan lamanya masa studi beliau dan beberapa pesantren yang pernah beliau tempati untuk menuntut ilmu. Tidak kurang dari 6 pesantren yang telah beliau datangi dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Keenam pesantren tersebut telah member maziah keilmuan tersendiri bagi Kiai Yahya yang kelak beliau buktikan dalam kiprah beliau di tengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun