Mohon tunggu...
Tareq Albana
Tareq Albana Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Nominee of Best Citizen Journalism Kompasiana Awards 2019. || Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Mesir. Jurusan Hadits dan Ilmu Hadits.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tiga Alasan Kenapa Orang Indonesia Malas Baca Buku

7 April 2018   02:29 Diperbarui: 7 April 2018   10:53 12457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca buku belum menjadi budaya orang Indonesia (Sumber: bimba.aiueo.com)

Kamu suka membaca buku? Jangan khawatir untuk menjawab "Tidak" karena bukan hanya kamu sendiri yang menjawab pertanyaan tersebut dengan kalimat yang serupa. Sudah harus diakui bahwa banyak pemuda Indonesia diluar sana yang juga tidak terbiasa membaca buku. Terbiasa saja tidak, apalagi menyukainya.

Budaya membaca memang belum mendarah daging bagi orang Indonesia, berbeda dengan masyarakat Eropa sana yang telah menjadikan membaca sebagai kegiatan wajib setiap waktu senggang ataupun menjelang tidur. Tidak percaya? Bisa dilihat hasil riset yang dikemukakan oleh Najwa Shihab yang saat ini menjadi Duta Baca Indonesia. Najwa memaparkan bahwa rata-rata orang Indonesia hanya membaca 1 buku per tahun dan 1 buah buku yang dibaca pun belum tentu buku yang bermanfaat.

Ini adalah realita yang harus disadari,  membaca adalah sebuah hal yang sangat penting di abad millennium ini. Di mana terjadi perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat sehingga memaksa umat manusia untuk membaca lebih banyak dan lebih sering dari biasanya, siapa yang malas membaca akan tertinggal jauh dibelakang orang yang terbiasa membaca.

Hanya untuk membuka mata, coba kita lihat minat baca anak-anak di Inggris, ada survei yang juga disebut oleh Najwa Shihab di mana rata-rata mereka mampu membaca 25 buah buku dalam setahun atau 2 buah buku dalam sebulan.

Ini adalah standar anak-anak di sana loh, bagaimana dengan jumlah buku yang dibaca oleh orang dewasa di Inggris dalam setahun? Tentu akan lebih banyak lagi. Belum lagi jika kita bandingkan dengan Finlandia, Mesir dan Negara-negara pendidikan lainnya.

Bahkan taman kanak-kanak di Inggris juga menyediakan satu hari dalam seminggu yang dikhususkan bagi para balita untuk membaca buku.  Dari sini sangat terlihat keseriusan rakyat Inggris dalam membiasakan generasi muda nya untuk membaca buku sejak dini.

Jika kita lihat lebih jauh, penyebab rendahnya minat baca rakyat Indonesia sebenarnya tidak hanya datang dari faktor diri sendiri melainkan juga ada faktor pendukung yang membuat minat baca rakyat kita menjadi benar-benar rendah. Lalu apa saja faktor tersebut?

Harga Buku Yang Mahal

Faktor pertama yang membuat rakyat Indonesia membaca yaitu harga buku bacaan yang tergolong mahal. Sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa biaya hidup di Indonesia sudah tergolong tinggi dan hal ini semakin diperparah dengan mahalnya harga buku yang beredar di pasaran.

Akibatnya,  hanya sebagian kecil dari rakyat Indonesia yang mau menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli buku, itupun bagi mereka yang berpenghasilan besar. Jika bagi mereka yang berpenghasilan kecil atau pas-pasan? Jangankan untuk membeli buku, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari saja sudah syukur!

Harga buku yang mahal menjadi sebab pemuda menjadi enggan untuk membeli buku, barangkali mereka lebih memilih untuk membeli paket Internet ataupun pulsa. Karena sebagian besar dari generasi muda ini belum bekerja dan masih hidup dengan mengandalkan uang dari orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun