Dari teori Abraham Maslow di atas dalam keterkaitanya dengan pola asuh otoriter pada permasalahan yang dialami oleh Ruth yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tua, kurang dihargai, dan tidak mendapat kebebasan, membentuk karakter anak Ruth yang kurang baik. Â Hal itu jelas dalam teori Abraham Maslow bahwa setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain sehingga setiap individu dapat berkembang dengan baik.
Pada jurnal penelitian yang keenam dalam kaitanya dengan pengaruh pola asuh terhadap emosi anak menyatakan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter pada anak juga dipengaruhi oleh factor Pendidikan oleh orang tua. Berdasarkan jurnal yang ketujuh menyatakan dalam penelitianya bahwa ada dua dampak pola asuh otoriter dalam membentuk perilaku anak yaitu sebagai berikut:
Dampak positif yaitu ketika anak mendapat larangan, atau cenderung memaksa akan tetapi jika anak diberikan pengertan maka anak dapat memahami tujuan dari larangan tersebut dan belajar dari pengalaman tersebut. Hal itu tampak pada hasil penemuan sipeneliti bahwa anak perempuan yang diperintahkan oleh ayah sering menghabiskan waktunya dirumah dan membantu ibunya.
Daampak negative yaitu ketika anak tidak mendapat suatu kebebasan dan komunikasi yang dibangun komunikasi searah tentunya. Sikap memaksa yang dilakukan oleh orang tua berdampak pada pisikologi anak yaitu anak dapat berperilaku negatif.
Kesimpulan
- Berdasarkan review jurnal penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter terhadap anak memiliki pengaruh pada emosi anak. Review ketujuh jurnal tersebut lima peneliti menyatakan bahwa pengaruh pola asuh otoriter pada emosi anak dapat mempengaruhi pada kecerdasan emosi anak, perilaku agresivitas, mental emosional anak dan juga dapat membentuk karakter anak yang berperilaku negative. Sedangkan 2 peneliti menyatakan bahwa gaya pola asuh otoriter yang dilakukan orang tua dipengaruhi juga oleh factor pendidikan orang tua, yang tidak memahami bagimana konsekuensi sikap orang tua dalam membentuk dan memberikan latihan dalam mengolah emosi anak.
- Kedua peneliti terseut menyatakan bahwa pola asuh otoriter dapat membawa pengaruh positif pada anak jika orang tua memberikan penjelasan kepada anak megenai aturan yang dibuat oleh orang tua, perilaku positif yang diamaksud adalah anak menjadi lebih displin. Anak juga dapat belajar dari pengalaman tersebut untuk mengolah emosinya. Sedangkan untuk dampak negative yaitu anak menjadi tidak terkendali, karena anak mersa kurang diberikan kebebasan, oleh orang tua. Sehingga anak mencari solusi sendiri dalam melampiaskan emosinya dan mengelola emosi tersebut. Â Sebagaimana dalam teori Albert Bandura megenai social learning theory anak dapat mengembangkan perilakunya melalui proses modelling yaitu meniru,mengingat, mengulang-ulang, kemudian termotivasi untuk mencobanya.
Daftar pustaka
Jurnal Online
Ni Made Salastri, dkk, 2020. Hubungan antara pola asuh otoriter orang tua dengan kecerdasan emosional anak kelompok B di paud taman bangsa Gegutu. Jurnal Realita. Vol 5. diakses 12 Desember 2020. file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/2900-7374-1-SM.pdf
Ni Putu. A.D, dkk 2016. Hubungan Antara Kecenderungan Pola Asuh Otoriter (Authoritarian Parenting Style) dengan Gejala Perilaku Agresif Pada Remaja Ni Putu Ayu Resitha Dewi dan Luh Kadek Pande Ary Susilawati. Jurnal pisikologi udayana. Vol 3. diakses 11 Desember 2020 file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/25226-1-49908-1-10-20161212.pdf
Skripsi online
Zazimah. 2015. Pengaruh pola asuh otoriter terhadap tingkat agresivitas usia 4-5 tahun di RA Insan harapan kecamatan Pandak, kabupaten Bantul. Fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Diakses 12 Desember 2020. http://lib.unnes.ac.id/22612/1/1601411035-s.pdf
