Mohon tunggu...
Tara Nurfathi Widyarani
Tara Nurfathi Widyarani Mohon Tunggu... -

start at now

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puisiku yang Berhasil Kutemukan

15 November 2014   15:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika itu, aku sedang membersihkan lemari di belakang rumah yang penuh buku. Bukan buku milikku saja, tetapi buku milik seluruh anggota keluarga ini. Dari buku pelajaran hingga majalah dapur kesukaan ibu ada disitu. Kini aku sudah kelas 12, sebentar lagi putih abu-abu itu segera kutanggalkan. Jelas lemari itu kian penuh menyimpan buku milikki dari bangku sekolah dasar dulu. Aku merasa letih ketika harus kutiupkan udara halus dari mulutku pada setiap buku untuk menghilangkan debu itu. Dalam batinku, kenapa aku harus menyimpan semua ini? Kenapa buku-buku tidak kubuang dari dulu? Aku hanya tersenyum geli, ternyata hobi orang-orang di rumah ini sama, mengoleksi buku, entah masih terbaca atau tidak.
Kini mataku tertuju pada tumpukkan buku pelajaranku ketika sekolah dasar, kubuka satu persatu. Aku tersenyum lega, ternyata usahaku membersihkan lemari ini ada untungnya. Aku menemukan sebuah puisi buatanku ketika aku kelas IV SD. Puisiku untuk tugas Bahasa Indonesia waktu itu

Sahabat Sejati
Sahabat Sejati
Takkan pernah terpisahkan
Demi sahabat kita perjuangkan kebaikan
Demi menadapat kawan
Demi Sahabat
Ku tak rela meninggalkan sahabat
Rasa rindu, kasih sayang sahabat
Ku tak kan lupa wahai sobat
Sahabat kau berikan kasih sayang
Bagai bunga bermekaran di ladang
Bagai bapak dan ibu memberikan kasih sayang
Sahabat kan slalu ku kenang
Tahun 2004

Puisi yang ini bukan untuk tugas, melainkan untuk ibuku tetapi sampai sekarang aku belum pernah membiarkan beliau untuk membacanya.

Oh Ibu
Ibu kau adalah segalanya bagiku
Sembilan bulan mengandungku
Dengan sabar dan tabah
Hingga tiba waktuku lahir
Kau merawatku dari kecil
Kau menimangku, menggendongku
Kau juga mengajariku ilmu
Hingga aku bisa membantumu
Oh Tuhan ampunilah dosanya
Dia telah mengasihiku waktu kecil
Walaupun dia memarahiku
Namun itu semua tuk kebaikanku
Tuhan ampunilah ibuku
Dia telah berkorban
Untukku...
Tahun 2004

Aku sedikit geli membaca coretanku sendiri, hanya tersenyum. Menulis puisi, hobiku kala itu. Kubuka lagi buku yang lain, kali ini bukan bukan buku pelajaran Bahasa indonesia, tetapi Ilmu Pegetahuan Sosial. Parah juga, sering aku tak mendengarkan pelajaran dan lebih membela menulis puisi. Baca : dulu. Hehe

Kelasku yang selalu Ramai
Pintu terbuka lebar
Datang guru-guru dengan muka geram
Sejenak murid-murid langsung terdiam
Akan kedatangan guru
Sungguh aku ingin menangis konyol
Seperti mencari ketenangan
Yang tak pernah ada di mana-mana
Sungguh malang nasib guruku
Andai kelasku ini tak terlalu ramai
Ku kan belajar dengan sungguh-sungguh
Sungguh kasihan guruku
Mendengar teriakan tak berguna
Tahun 2005

Horee, aku sudah menemukan tiga puisiku ketika SD. Sekarang aku lebih semangat membersihkan lemari ini, semoga saja kutemukan puisiku yang lain. Benar saja aku menemukan puisi lagi, puisi ini aku tulis ketika aku kelas VI.

Matahari dan Hujan
Matahari...
Betapa sungguh kau berguna sekali
Bagi manusia dan tumbuhan
Warna kuning keemasan
Membuat semu berkilauan
Begitu pula hujan
Kau dapat membasahi
Semua yang ada dibawahmu
Suara gemericik air
Membuat nada yang tak terhenti
Hujan, kau juga dapat
Menyuburkan tanah
Oh, matahari
Oh, hujan
Kuingin kau selalu ada
Menerangi dan membasahi
Kuingin kau selalu ada
Bersama semua ciptaan-Nya
Kau sungguh berguna
Wahai matahari dan hujan
Tahun 2006

Kali ini telah berhasil menemukan empat puisi saja waktu SD. Tak apalah, daripada tidak sama sekali. Alhamdulillah, ternyata acara bersih-bersih lemari kali ini sukses dengan ditemukannya puisi-puisi antik saya. (horee, mari tepuk tangan pemirsa!)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun