Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pejabat Dipilih Langsung adalah Pelayan Rakyat

5 April 2021   19:03 Diperbarui: 6 April 2021   18:30 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal penyiapan kantor partai itu hanya urusan kue bawang dalam partai politik. Apalagi fenomena yang kita lihat bahwa pembentukan partai baru pada akhirnya hanya menambah masalah yang lebih parah dalam ranah politik rakyat dari kondisi partai yang sudah ada yang menyakitkan rakyat.

Keempat, pemerintah tidak menjadikan pembangunan demokrasi dalam politik sebagai salah satu orientasi pembangunannya. Padahal dinegara maju pembangunan partai politik dan demokrasi adalah suatu hal yang prioritas. Karena apa? Tentu saja karana sistem kepemimpinan sebagai budaya bermasyarakat. 

Kalau kita tinjau bagaimana sesungguhnya sistem kepemimpinan rakyat maka  kita dapat menyimpulkan bahwa selama mereka tidak memahami kesetaraan dalam pengambilan keputusan berpolitik dan bermasyarakat maka rakyat akan selalu terjajah. 

Meski pemimpin rakyat tersebut bukan sengaja menjajah rakyat daerah tersebut, tetapi karena keterbatasan memahami kepemimpinan rakyat maka hal itupun tidak bisa dihindarkan.

Kelima, politik boros, dimana  para politisi menjalan rumus politik mashab machiavally dengan menghalalkan segala cara telah mendegradasi politik dalam "propaganda politik" yang beda tipis sebagai cara menipu atau strategi menipu rakyat

Keenam, kebiasaan politisi yang tidak belajar ilmu politik kemudian mereka menjadi tidak sabar sehingga mendapatkan suara rakyat dengan membeli suara atau memanipulasi suara rakyat dengan kekuasaan penyelenggara dan penguasa.

Hal ini menyebabkan pendidikan politik rakyat terjebak dalam lingkaran setan, sehingga rakyat dengan sendirinya mengalami pembodohan politik dalam jangka panjang dalam kepemimpinan baik dalam organisasi masyarakat maupun dalam organisasi masyarakat ditingkat bawah baik bidang umum maupun profesinya.

Ketujuh, masyarakat pemilih menjadi apatis dengan cara-cara politisi melakukan kampanye politiknya dan berkomunikasi dengan rakyat sehingga mereka menjadi korup, dimana pemilu, pilkada dan pilpres menjadi momentum rakyat mendapatkan uang receh dalam politik untuk memenuhi kebutuannya.

Kedelapan, kecenderungan melakukan pekerjaan politik secara transaksional dan cukup korup inilah yang menyebabkan para politisi tidak mampu memenuhi janji pemilu karena mereka wakil rakyat dan kepala daerah hanya berpikir bagiamana mendapatkan uang untuk menutupi hutang dan biaya kampanyenya yang tidak seimbang.

Demikianlah beberapa sumber masalah yang menimbukan ranah politik kita di tanah air tidak normal dan politik di negeri ini salah kaprah. Hal ini sangat besar dampaknya terhadap penghabisan uang negara untuk para politisi yang duduk sebagai anggota parlemen dan kepala daerah juga sebagai presiden.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun