Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Salah Kaprah Pendidikan Kita, Kemajuan Birokrasi Tak Diikuti Mutu Pendidikannya

26 Januari 2021   07:26 Diperbarui: 28 Januari 2021   09:36 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung)

Bermacam kemajuan di berbagai bidang kehidupan terjadi di zaman ini. Terutama di bidang penggunaan teknologi dalam sistem kerjanya, baik dalam aktivitas usaha maupun dalam gaya hidup.

Dalam dunia pendidikan, kemajuan juga begitu pesat. Namun lebih pesat dan dominan pada bidang pengelolaan bukan pada substansi kualitas pendidikan itu sendiri.

Sebagai contoh dalam sistem pembayaran biaya kuliah, biaya masuk, biaya tetek bengek yang mau tak mau harus dipenuhi orang tua, meski tak masuk akal yang penting anaknya bisa kuliah dan bisa diterima kerja.

Sekolah, akademi, dan perguruan tinggi telah menggunakan sistem pembayaran online dengan berbagai aplikasi yang dibeli pada si penjual aplikasi. Aplikasi aneh-aneh lagi, butuh waktu tiga bulan belajar.

Sistem penggunaan pembayaran yang dianggap canggih ini kemudian dianggap sebagai kemajuan dalam dunia pendidikan. 

Lalu, menurut Anda semua, apakah hal ini suatu kemajuan atau peningkatan kualitas dalam sistem pendidikan kita? 

Suatu hari tetangga saya cerita anaknya menangis ketika gagal mengikuti semester pada studinya di sebuah akademi. Tentu saja saya ingin tahu penyebabnya. 

Dalam cerita itu, ibu siswa ini (yang single parent) gagal melunasi uang kuliah anaknya dengan pembayaran melalui aplikasi pembayaran. Lantas pihak kampus menyampaikan vonis anaknya tidak bisa melanjutkan pendidikannya pada semester kedua pada jurusan ahli gigi itu.

Kemudian saya bertanya, apakah uang untuk membayar biaya semester kuliah itu sudah ada? Ternyata uang tersebut sudah ada melalui pinjaman teman atau saudaranya.

Sebenarnya masalah ada pada ada atau tidaknya uang untuk biaya semester kuliah anaknya sebesar Rp. 2.750.000.

Esok harinya penulis berusaha membantu tetangga tersebut, karena ada vonis dari pihak akademis bahwa siswa tersebut tidak bisa melanjutkan studinya. Setelah berdiskusi akhirnya pihak akademis masih memberi waktu hingga dua hari kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun