Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Sepelekan, Membangun Bangsa dengan Agama dan Budayanya

27 November 2020   08:02 Diperbarui: 4 Desember 2020   01:52 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal ini tentu saja pemahaman masyarakat Aceh dalam tata cara pelaksanaan aktivitas dalam Islam lebih terbangun dalam jiwa raga masyarakat Aceh, apalgi budaya Islam begitu kental pelaksanaannya di Aceh yang sekaligus dapat merawat budaya yang dipadukan dalam sistem penyelenggaraan ibadah. Rutinitas penyelenggaraan ibadah dan budayanya sekaligus dapat mempengaruhi kualitas keimanan masyarakat.

Hal-hal yang dianggap biasa oleh masyarakat di wilayah lain, kemudian menjadi masalah sensitif dalam pemahaman masyarakat di Aceh, apalagi berhadapan dengan kebiasaan yang beraroma budaya agama. Bahkan tata cara ibadah kepada Allah menjadi evaluasi publik yang kemudian dapat menjadi media puji atau menjatuhkan citra seseorang dalam pelaksanaannya.

Jangan heran kalau ada khatib yang diturunkan dalam penyelenggaraan rukun khutbah di mesjid yang dipenuhi jamaah. Bahkan ada ustat yang berbeda aliran diusir dalam mesjid ketika menyampaikan ceramah kepada jamaah. Hal-hal seperti ini maka dibutuhkan ruang pemakluman dari selutuh masyarakat Indonesia.

Di Aceh hal-hal berkaitan dengan agama menjadi suci dan tidak bisa sembarangan disentuh. Oleh karena itu terkait gedung, rumah dan lain-lain bahkan bentuk bangunan juga perlu lepas dari kondisinya yang dianggap bertentangan dengan Islam.

Ilustrasi ini adalah wujud dari keberadaan peradaban Islam di Aceh yang seyogyanya dikawal dan dirawat secara baik sebagai lokal wisdem dalam konteks kepentingan negara Republik Indonesia, dimana kemudian mengarahkan pembangunan di semua wilayah secara unik dan khusus serta memiliki kelebihan masing-masing.

Kepemimpinan Sinergis

Hal menarik lainnya juga terjadi dalam lingkungan pekerjaan yang mengatasnamakan Agama, sebagaimana kantor wilayah Agama yang sesungguhnya lebih dianggap terpercaya daripada pemerintah Aceh yang dipandang lebih umum oleh masyarakat. 

Karena sulit terevaluasi oleh publik dalam ilmu kepemimpinan Islami, maka berkaitan dengan sistem pengelolaan secara umum, akan halnya manajemen dan kepemimpinan ukuran standarnya  cukup dengan image dan kualitas mereka yang lebih alim dan taat dalam beragama. 

Nilai-nilai ini mungkin sudah tergolong baik dan seharusnya semua pihak dalam negara ini mendukung sistem budaya yang sudah berlangsung lama tersebut. Apalagi bagi warga Aceh sendiri, perlulah kiranya merawat secara baik meski terdapat berbagai kekurangan dan memperlihatkan ketidakwajaran dalam perspektif masyarakat lainnya.

Nilai positif dalam kehidupan masyarakat Aceh justru membutuhkan sikap pemimpin yang lebih tegas. Hal ini perlu dicerminkan melalui sikap dan kebijakan para  pemimpin-pemimpinnya disemua bidang dan tingkatan. Maka para pimpinan kantor, dinas juga wajib mengedepankan nilai-nilai moralitas Islam sebagai pertimbangan dalam mengangkat dan mempromosikan kader dan bawahannya. Apalagi dalam penyelenggaraan pekerjaan urusan agama sebagaimana di kantor Wilayah Urusan Agama Republik Indonesia di Aceh.

Menafikan Sistem Nilai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun