Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Pemimpin dan Rakyat Taat Beragama, Dunia Lama Kiamat

25 November 2020   20:03 Diperbarui: 4 Desember 2020   02:08 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Melihat perkembangan masyarakat dunia, baik melalui media sosial maupun televisi dan siaran-siaran berbasis media sebagaimana video, youtube dan lainnya, semakin kita merasa bahwa peta-peta masyarakat yang hidup beragama Islam, Kristen, Budha dan Hindu mengilustrasikan kenyamanan hidupnya dibelahan bumi manapun juga.

Ilustrasi ini dapat dilihat di negara-negara yang masyarakatnya mendominasi agama tertentu. Hal ini dapat menjadi indikator kataatan masyarakatnya dalam menjalankan agamanya. Agama justru menjadi alat yang membuat hidup mereka menjadi lebih nyaman dan sempurna. Hal ini perlu menjadi perhatian siapa saja dalam setiap agama agar agama mereka memberi dampak hidup yang lebih baik bagi ummatnya yang dapat meningkatkan kualitas  keyakinan (iman).

Sesungguhnya semua agama mengajarkan kehidupan damai dan hidup secara tentram, karena tidak ada agama yang mengajarkan untuk melakukan kekacauan untuk hidup manusia dipermukaan bumi ini. Bila ada agama yang mengajarkan secara terbalik maka dapat dipastikan semua orang bahkan negara akan saling berperang dan mempercepat kiamat yang ditandai dengan rusaknya mental dan moralitas manusia dalam berbagai sisi kehidupannya.

Agama bukan sesuatu yang boleh dipaksakan kepada orang lain, maka dasar agama harus dibangun dengan mentalitas, prilaku, sifat dan sikap sebagaimana yang pernah di lakukan oleh nabi-nabinya. Untuk merawat dan menjaganya juga butuh tuntutan prilaku yang menunjukkan akhlak yang tinggi.

Jika semua pemimpin negara memiliki pemikiran dalam kepemimpinan yang jauh kedepan demi rakyatnya masing-masing, maka seluruh rakyat dalam negara-negara di dunia senantiasa dapat hidup tentram dan damai justru faktor keberadaan mereka dalam beragama.

Semua manusia memiliki pegangan kepercayaan kepada Tuhannya dengan berbagai nama agama, bahkan di Jepang dan China ada yang namanya agama Shinto dan Kong Hu Chu yang tidak kita kenal dalam istilah nama-nama agama besar sebagaimana di Indonesia. Berikutnya ada juga wilayah-wilayah yang tidak memiliki nama agama sebagaimana yang diilustrasikan pada bangsa Yahudi. Namun mungkin saja mereka percaya kepada tuhan dengan cara mereka masing-masing dan kita tidak cukup informasinya.

Namun yang perlu kita mengambil pelajaran dari sejarah perjalanan dunia dimana terjadi banyak sejarah hitam yang berakhir dengan perang besar yang melibat setengah penduduk bumi. Dalam pemikiran yang cerdas tentu saja hal ini adalah keputusan-keputusan manusia tertinggal dan dipengaruhi nafsu duniawi yang disulut emosi dimasa lalu dan sekaligus kita berharap hal ini tidak akan berulang dimasa depan ketika semua warga bumi sudah memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap negara dan agama.

Jika tatanan kehidupan global itu diwarnai dengan agama, budaya dan peradaban, lalu kenapa harus ada kekacauan, keributan, perang, saling membunuh sesama manusia itu sendiri.

Beberapa faktor dapat digali sebagai dalih yang paling dasar terhadap centang perenang kehidupan sosial disemua negara dibumi ini, sebagai berikut :

Pertama, Pemimpin Bangsa dan Negara yang otoritarian, keras otak, dalam membuat keputusan tidak dengan cara musyawarah dan mengikuti kehendak dan nafsu pribadinya. Pemimpin negara itu presiden, raja, kashmir, amir, sultan dan sebutan lainnya. Mereka yang tidak menempatkan hak-hak rakyat dalam bernegara yang harus segera diketahui gejala-gejalanya mulai dalam berorganisasi dan bermasyarakat dengan menafikan prinsip demokratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun