Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Kawan dan Lawan dalam Politik?

22 November 2020   12:57 Diperbarui: 22 November 2020   13:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu politik meski dipelajari secara kompleks, kemudian ditambah dengan pengalaman untuk menyempurnakannya, barulah kemudian seseorang dapat memahami sesungguhnya politik yang normatif.

 Karena penyelewengan ajaran politik terjadi secara masif dimana-mana untuk memudahkan politisi menguasai suara rakyat bahkan hanya dengan alat tukar perdagangan di kaki lima.

Sebahagian besar masyarakat kita menganggap politik adalah suatu siasat yang bahkan menjadi negatif dalam artikulasinya. Jika politik itu siasat maka ending politik itu adalah pembohong, penipu atau hasil produksi dari politik melahirkan raja yang licin.

Dalam demokrasi hal ini bisa terjadi, karena pemimpin akan lahir sebagaimana pemikiran rakyat kebanyakan. Kenapa demikian? Logikanya mudah saja, ambilkan butiran yang mudah dihitung, kemudian kita warnai dengan ilustrasi kondisi sosial yakni data statistik lalu gabungkan dalam suatu wadah maka warna yang paling dominan itu adalah rata-rata rakyat dan kelompok besar inilah yang melahirkan pemimpin itu. 

Begitulah pandangan yang sering disebut sebagai teori dalam demokrasi tentang pemimpin dilahirkan. Berbeda dengan sistem otokrasi makna pemimpin dilahirkan maksudnya seseorang yang lahir dari keturunan raja atau calon pemimpin itu lahirnya pada permaisuri istri raja. 

Sehingga dalam kekuasaan masa lalu banyak bayi dibunuh karena raja ketakutan akan lahir calon pemimpin yang berpotensi merusak kerajaannya dimasa yang akan datang. 

Begitu model kekuasaan dijaman dulu sebelum orang banyak memahami hak-haknya dalam bernegara dan ilmu politik, apalagi setelah masyarakat memahami demokrasi dan mengatur kekuasaan negara dengan kekuasaan rakyat.

Tulisan ini untuk masyarakat biasa dan penulis memberi pembahasan tentang salah satu tool dalam politik, yaitu kawan dan lawan dalam politik. Hal ini menjadi sederhana karena semua orang meyakini memahaminya. Padahal dua kata ini menentukan keberhasilan politik dan juga menentukan penyebab kegagalan dalam politik. 

Demikian juga bagi perjuangan politik sosial atau pilihan dalam politik yang terbaik bagi masyarakat. Jika masyarakat mengenal kawan dan lawan politik maka mereka akan memahami juga dalam memilih. 

Kawan dan Lawan Dalam Pergaulan dan hidup

Lawan atau kawan terdapat dalam perspektif hidup bidang apapun, apakah politik, ekonomi, bisnis, dagang kecil-kecilan dan termasuk dalam kehidupan masyarakat biasa sehari-hari. Karena lawan dan kawan itu adalah bahagian dari kehidupan dan menemani jiwa siapapun diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun