Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai UMMAT Bisa Menjadi Modal Baru Perubahan Indonesia

18 November 2020   10:11 Diperbarui: 1 Februari 2021   15:59 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Daripada berharap pada sesuatu yang sudah pasti tidak berubah dalam politik yang terlena dengan meraba-raba pemimpin untuk bangsa, maka masyarakat Indonesia lebih baik berpikir konsep apa yang dibawa oleh pemimpin politik untuk memperbaiki sistem berbangsa dan bernegara. Karena membangun bangsa itu perlu teori dan konsep serta pemimpin atau bapak bangsa yang cukup menguasai tentang ilmu bernegara. Jadi mereka tidak menjadikan negara itu sempit dalam kekuasaan pemerintah tapi seharusnya menjadi negara bangsa yang dibangun oleh bangsa besar hingga sekarang di dunia.


Pada umumnya kehidupan sosial disuatu negara dipengaruhi secara kuat oleh para pemimpin politik. Karena pemimpin politik itu dihampir semua belahan bumi lain yang sudah maju adalah seorang tokoh yang berkapasitas sebagai guru bangsa.

Sedangkan partai politik diperlukan sebagai alat mengimplementasikan ilmu politik dan negara kepada rakyat melalui jaringannya yaitu kader dan pimpinan partai didaerah-daerah.

Kenapa penulis membuat judul bahwa Partai Ummat bisa menjadi Modal Perubahan Bangsa? Karena pendiri utamanya adalah Prof. Amien Rais yang sudah membawa ide-ide fundamental tentang tatacara perubahan bangsa ini sejak reformasi meski dijalan mengalami hambatan akibat kesenjangan pengetahuan antar tokoh dan rakyat yang berandil menimbulkan kesalahpahaman sehingga dukungan politik menjadi lemah apalagi kepemimpinan partai terlalu cepat dilepas pada pemimpin yang bukan berbasis politik yang kuat.

Sesungguhnya partai politik sama sekali tidak ditentukan oleh jumlah massa sebagaimana masa lalu, Jumlah dukungan itu akan berkembang ketika masyarakat paham apa yang dilakukan oleh pemimpin dan partai politik tersebut.

Tetapi yang paling penting adalah kualitas pemimpin dan pengurus yang memiliki ilmu politik mumpuni agar rakyat tidak terjebak dalam ajaran politik yang salah kaprah. Maksudnya bukan dukungan tetapi pengurus partai politik itu tidak ditentukan dengan ramainya mereka tetapi hanya menyerupai gerombolan. Yang dibutuhkan adalah kemampuan dan keahliannya dalam ilmu politik, ilmu negara, ilmu sosial dan kebijakan publik.

Selanjutnya para kader dibutuhkan yang berkapasitas dan berkualitas minimal sebagai penerus pemikiran yang dituangkan dalam platform perjuangan organisasi politik dan pemimpinnya, kemudian disajikan untuk dipahami oleh masyarakat luas. Untuk kelancaran penyebaran dan pemberian pemahaman kepada masyarakat itulah dibutuhkan pengurus partai sehingga sosialisasi ini akan menyimpang dari tujuan politik dan menjadi biasa saja bila pengurus partai tidak cukup kapasitasnya.

Selanjutnya untuk apa disosialisasikan kepada masyarakat? Untuk menjadi kesepakatan masyarakat dan menjadi materi konsolidasi sosial yang kemudian menjadi kecenderungan sosial yang bisa disebut kualitas puncak pengaruh rakyat terbesar dalam politik sosial. (disebut kecenderungan sosial).

Contoh Covid 19 baru-baru ini, yang bisa digunakan untuk alat politik global, reformasi tahun 1998 itu juga kecenderungan sosial di Indonesia dimana harapan untuk berubah setelah rakyat mulai memiliki wawasan bernegara.

Maksudnya kecenderungan besar itu hanya diikuti oleh setengah dari jumlah orang yang terpengaruh itu ketika dibawa dalam gerakan politik, contoh dulu yang meneriakkan reformasi 90 persen rakyat tapi setelah hal itu berjalan dan dibuat langkah dengan melahirkan partai politik maka hanya tinggal dibawah 10 persen yang mendukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun