Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoal Perdebatan dan Ribut karena Agama, Bagaimana Kita Menyikapinya?

26 September 2020   16:07 Diperbarui: 5 Oktober 2020   20:45 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, melihat perkembangan kesejahteraan masyarakat dinegara Islam sebagaimana Brunei dan Malaysia serta negara Islam penghasil minyak yang cenderung lebih maju.

Keempat, sejarah dan tragedi pendhaliman terhadap muslim di negara non Islam yang vulgar menjadi bahagian yang mendorong penguatan kearah itu.

Kelima, sempitnya ruang apresiasi masyarakat terkait pembinaan mentalitas dimana pendekatan pemikiran bernegara dimasa lalu senantiasa dilakukan melalui pendekatan keamanan nasional.

Apakah Karena Negara Islam

Pertanyaan berikutnya adalah jika bangsa ini ingin perubahan untuk kebaikan dan kesejahteraan, apakah harus dengan negara Islam? Hal ini dibutuhkan kajian dan diskusi warga negara sehingga warga negara ini menjadi matang dan dapat berpikir objektif untuk menjaga aqidahnya dan bisa menuju pada tahapan pencapaian kesejahteraan serta mengurus negara ini lebih baik dimasa yang akan datang.

Karena Islam sesungguhnya mengajarkan hal-hal universal yang tidak membatasi pada batasan hukum negara, maka kedudukannya jauh lebih tinggi dari kekuasaan negara.

Pertanyaan terakhir pada tulisan ini adalah, apakah dengan menjadi negara Islam kemudian masyarakat negara ini akan makmur atau sejahtera, apakah pemerintah negara ini terjamin kekuasaannya secara benar sebagaimana berlaku di negara Jepang dimana prilakunya yang menjadi budaya memelihara harga diri adalah kehormatan.

Lihat saja ketika mereka melakukan kesalahan atau tidak mampu melakukan perbaikan dalam pemerintahan kemudian mereka mundur, baik jabatan di level yang rendah hingga ke level Perdana Menteri yang pemimpin negara.

Lalu kalau pemerintahan di Jepang yang sebahagian besar mereka beragama Shinto, apakah negara Islam ingin menunjukkan bahwa kita sebagai ummat Islam lebih dari itu?

Tentu saja butuh keberanian kita mengangkat negara ini ke altar besar pertaruhan terhadap kredibilitas Islam sendiri yang tentunya masih kita ragukan kemampuan kita sebagai masyarakat Indonesia untuk memberi lebih kepada Islam  dengan kesempurnaan moral dan mental yang telah dicapai oleh nabi Muhammad dan para sahabat  dimasa itu.

Tulisan ini sebagai saran dan hipotesa untuk diskusi lanjutan bagi masyarakat demi meningkatkan pendalaman bernegara, berwarga negara dan beragama sehingga tahapan kesejahteraan lebih cepat diraih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun