Mohon tunggu...
Muhammad Arif Mustaqim
Muhammad Arif Mustaqim Mohon Tunggu... -

Pancasila Dasarnya, Trisakti Jalannya, Masyarakat Adil Makmur Tujuannya !!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam, Radikalisme dan Pendidikan

12 Mei 2017   09:34 Diperbarui: 12 Mei 2017   10:10 5535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Pendahuluan

            Islam sebagai rahmatan lil alaminmerupakan sebuah ungkapan yang ingin menunjukkan bahwa ajaran Islam ditujukan untuk memberi kebaikan, kedamaian, serta kesejahteraan, secara khusus, bagi pemeluknya, dan secara umum bagi masyarakat di luar Islam. Di masa Rasulullah SAW, ajaran Islam berusaha untuk mendorong perubahan sosial di masyarakat, terutama menyangkut masalah keadilan dengan melakukan pembebasan terhadap para budak. Hal ini mempertegas posisi Islam yang menginginkan adanya perubahan kehidupan masyarakat, baik dalam menentukan pilihan hidupnya atau mengembangkan pengetahuannya. Di sinilah makna rahmatan lil alamin, yaitu mendorong adanya perubahan ke arah yang lebih baik demi terwujudnya kebaikan, kedamaian dan kesejahteraan.

            Dewasa ini, kita disuguhi isu-isu mengenai munculnya kelompok-kelompok Islam yang diidentikkan memiliki paham radikal, yang secara langsung atau tidak langsung memberikan citra buruk terhadap agama Islam. Yang dimaksudkan dengan paham radikal disini adalah melihat dari cara-cara yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut dalam menyampaikan ajaran Islam, contohnya adalah dengan cara-cara kekerasan, praktek teror dan lain sebagainya. Tentunya, apa yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal ini sangat melenceng jauh dari ajaran Islam sesungguhnya, yaitu rahmatan lil alamin.

            Munculnya kelompok-kelompok radikal ini tentunya bukan tanpa sebab atau datang begitu saja. Ada banyak faktor yang melatar belakangi munculnya kelompok radikal ini, seperti perbedaan pandangan dalam menafsirkan serta memahami ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits. Selain itu, peperangan dalam perebutan dan penguasaan sumber daya alam oleh negara-negara di dunia demi kepentingan ekonomi dan politik masing-masing negara yang terlibat juga memberi andil terhadap lahirnya kelompok-kelompok radikal ini. Kemiskinan dan ketidakadilan yang melanda sebuah negara juga berperan besar bagi perkembangan kelompok-kelompok radikal ini.

            Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok radikal ini tidak hanya mengepakkan sayapnya dengan cara-cara kekerasan atau melakukan teror di banyak tempat atau negara untuk menunjukkan eksistensi dan pemikirannya. Mereka juga mulai masuk atau berbaur ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dengan cara tinggal di perkampungan kota atau di pedesaan guna menyebarkan ajarannya. Di samping itu, mereka juga mulai merambah institusi/lembaga pendidikan dengan menjadi mahasiswa, dosen atau guru. Jalan inilah yang membuat kelompok radikal ini dapat terus bertahan sampai saat ini.

Kelompok Radikal di Indonesia

            Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak di dunia juga tidak luput dari infiltrasi kelompok-kelompok radikal. Tentunya hal ini memberi dampak bagi harmonisasi kehidupan masyarakat Indonesia yang notebene terdiri dari beragam suku bangsa, budaya, ras dan agama. Nilai-nilai toleransi yang menjadi pondasi utama bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi terganggu dengan praktek-praktek kekerasan dan teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal ini.

            Salah satu pintu masuk paham atau pemikiran radikal ke Indonesia yaitu melalui aktifitas pendidikan dimana mayoritas pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, terutama di kawasan Timur Tengah. Hal inilah yang menjadikan paham radikal menjadi sangat massif dan berkembang luas di Indonesia, khususnya pasca gerakan reformasi 1998. Di sisi lain, kondisi sosial ekonomi bangsa Indonesia juga turut memberikan andil bagi membesarnya kelompok radikal ini. Kemiskinan dan ketimpangan sosial yang parah menjadi alat bagi kelompok ini untuk menyebarkan ajarannya. Belum lagi, mayoritas yang menjadi korban dari buruknya kondisi sosial ekonomi di Indonesia adalah umat Islam. Maka tidak heran yang banyak sekali terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dan teror adalah umat Islam yang secara ekonomi adalah masyarakat miskin.

            Maraknya aksi kekerasan dan teror yang mengatasnamakan agama Islam yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal ini secara langsung sangat bertentangan dengan filosofi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi yang cukup tinggi untuk mewujudkan keadilan dan kedamaian di bumi pertiwi yang berisi keragaman suku, budaya, ras, dan agama. Sehingga wajar apabila banyak pihak yang merasa geram akan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok radikal ini.

            Aksi-aksi kekerasan dan teror yang dilakukan oleh kelompok radikal ini tentunya akan berdampak pada disintegrasi bangsa Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa isu agama merupakan isu yang sangat sensitif dan mudah untuk menimbulkan konflik di masyarakat. Kita bisa melihat banyak sekali kasus-kasus kekerasan yang terjadi, seperti aksi bom bunuh diri, gerakan separatisme bernafas agama, pelarangan pembangunan tempat ibadah agama tertentu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, potensi perpecahan bangsa ini sangat mungkin terjadi apabila paham atau pemikiran radikal ini tidak dicegah sedini mungkin, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.

Akar Persoalan dan Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun