Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Pilar Pendidikan Rasulullah SAW

21 Juni 2021   07:43 Diperbarui: 25 Juni 2021   06:07 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lanjutan dari artikel  Sang Guru Yang Buta Huruf...

Satu persatu para pemuda yang terdiri dr bangsawan dan para budak itu memasuki rumah Arkam. Kini mereka tak canggung lagi duduk melingkar setara bersama para budak dan para fakir. Dengan raut yang dirundung kebahagiaan, mereka menyimak ayat demi ayat dibacakan. Seperti pengembara yang kehausan menemukan oase di gurun sahara. Nampaknya merdeka dari kejahiliyahan lebih menarik dari pada mendengarkan syair-syair di pasar Ukaz.

Bagaimana cara Nabi mendidik para assabiqunal awalun ini? Ada tiga hal yang beliau jalankan sebagai pendidik Rabbani, sebagaimana tercantum dalam surat Ali imran ayat 165 :

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang *membacakan* kepada mereka ayat-ayat Allah, *membersihkan (jiwa) mereka*, dan *mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah*. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Tiga pilar pengajaran nabi Muhamad SAW itu adalah :
1. Tilawah (membaca atau membacakan)
Perintah membaca merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah, justru kepada Nabi yang ummi (buta huruf). Artinya Allah ingin menegaskan betapa pentingnya arti membaca bagi manusia, sehingga nabi yang Ummi tersebut dipaksa hingga didekap tiga kali oleh Jibril.

Menurut Paul C. Burn dkk. (Dalam buku membuat anak gila membaca, muhammad fauzil adhim) ada 8 aspek yg berperan ketika seseorang membaca. Yaitu sensori, persepsi, sekuensial (tata urut kerja), pengalaman, berpikir, belajar, berasosiasi, dan afeksi. Artinya segenap jiwa aktif secara bersamaan ketika seseorang membaca.

Menyadari arti penting membaca ini sampai-sampai Rasulullah memberikan kemerdekaan bagi para tawanan perang badar setelah mereka mengajarkan satu orang pemuda madinah membaca.

2. Tazkiyatun nafs (membersihkan jiwa)
Imam Al Ghozali dalam bukunya ihya ulumuddin ketika menjelaskan adab guru dan murid. Bahwa adab pertama seorang murid/pelajar adalah mensucikan jiwa dari akhlak yang tercela. "Sumber untuk memperoleh ilmu tersebut tidak dapat dicapai tanpa menyingkirkan kebiasaan2 buruk dan sifat2 tercela yang mengitarinya"

Ketika jiwa telah dibersihkan seorang pembelajar akan menemukan hakilat ilmu dan akan senantiasa menemukan keagungan Allah dalam setiap lembar ilmu yang dipelajari.

3. Ta'lim (mengajarkan Al Kitab/Al-Quran dan hikmah/As Sunnah)
Al Quran dan As sunnah harus menjadi sumber belajar utama baik dalam perkara ilmu duniawi maupun ukhrowi. Betapa banyak ilmuwan kontemporer yg semula kafir/atheis menemukan hidayahnya manakala hasil penemuannya sejalan dg ayat2 Al Quran ataupun hadis.

Contohnya adalah seorang ilmuan oceanologi asal prancis Jacues yves costeau ia menemukan bahwa dilautan ada bagiaan air yang berasa tawar. Sebagaimana yang tercantum dalam surat Ar Rahman ayat 19-20 :

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing,"

Tiga pilar itulah yg membuat kaum muslimin yg semula bangsa yang berperadaban "barbar" gurun pasir bernama zajirah arab memperoleh kemuliaan dalam sejarah peradaban dunia.

Bahkan seorang penulis nasrani Michel heart  dalam bukunya 100 orang berpengaruh didunia mencatat manusia nomor 1 paling berpengaruh didunia adalah Muhammad SAW dengan imperium terbesar sepanjang zaman.
Wallahua'lam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun