Mohon tunggu...
Taofik Wildan
Taofik Wildan Mohon Tunggu... Buruh - Saya adalah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wildan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kerbau Tak Mampu Turunkan Sapi

15 April 2019   23:49 Diperbarui: 15 April 2019   23:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cita-cita Kementerian Pertanian (Kementan) mendatangkan daging kerbau impor untuk menurunkan harga daging sapi di dalam negeri, sepertinya masih jauh panggang dari api.

Sejak dua tahun lalu, Kementan merekomendasikan impor daging kerbau dari India untuk mengendalikan harga. Padahal waktu itu, ada banyak kontroversi terkait keputusan tersebut. Utamanya dalam hal jaminan kesehatan. Karena India adalah negara yang belum bebas dari penyakit mulut dan kuku. Namun waktu itu, faktor harga jadi salah satu argumen kuat dari Ragunan, yang adalah kantor pusat Kementan.

CNN Indonesia

Kini setelah berjalan dua tahun, ternyata harga daging sapi tidak kunjung turun. Data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harga eceran daging sapi pada 2016 sebesar Rp 106.565/kg, naik menjadi Rp 107.311/kg di 2017 dan bertahan di level Rp 107.237/kg di sepanjang tahun lalu. 

Adapun dalam dua bulan pertama tahun ini, harga rata-rata daging sapi menurut BPS mencapai Rp 107.221/kg di Januari dan Rp 107.232/kg di Februari.

Padahal, realisasi impor daging kerbau dari India sejak 2016 terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan volume impor 39.524 ton di tahun tersebut, naik 38% menjadi 54.510 ton di 2017, dan kembali tumbuh 46% menjadi 79.634 ton di tahun lalu.

CNBC Indonesia 

Alih-alih diuntungkan, konsumen malah berpotensi dirugikan lantaran daging kerbau beredar di pasaran. Karena bisa saja karena daging kerbau ujung-ujungnya dioplos dengan daging sapi di pasaran dan tidak ada pemisahan. Pasalnya, konsumen di Tanah Air belum menyukai daging kerbau. Padahal seharusnya, sudah ada pemisahan yang jelas antara daging sapi dengan daging kerbau. 

Sebenarnya, keberadaan daging kerbau tidak buruk-buruk amat. Karena bisa saja daging dari sepupunya sapi itu masuk ke industri olahan. Tapi masalahnya kini, daging kerbau sudah kadung masuk ke pasaran rumah tangga. Dan bila diberi pilihan, ibu-ibu yang biasa memasak daging sapi, ogah berpaling ke kerbau. Meski harganya lebih mahal. Kalau sudah demikian, maka cita-cita menurunkan harga daging di pasaran, tinggal angan-angan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun