Mohon tunggu...
Taofik Roby
Taofik Roby Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pangan Diserap, Hortikultura Terabaikan

14 Januari 2019   18:32 Diperbarui: 14 Januari 2019   18:56 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hortikultura cabai (ilustrasi oleh Ari Saputra/detik.com)

Namanya sama, petani. Tapi perlakuan pemerintah terhadap hasil produksi taninya. Di satu sisi ada petani padi, yang produk berasnya dianggap prioritas. Di sisi lain, ada petani cabai yang produk taninya seperti warga negara kelas dua.

Kondisi itu digugat oleh Serikat Petani Indonesia yang ingin agar semua petani diperlakukan sama oleh pemerintah. Terlepas dari apa pun komoditas yang mereka hasilkan.

Argumen mereka adalah, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog)  harusnya berperan aktif untuk meningkatkan kesejahteraan petani, dengan menyerap hasil panen komoditas pertanian dalam negeri.  Pemerintah harusnya tidak hanya memperkuat daya serap terhadap komoditas tanaman pangan semata. Namun, serapan akan komoditas lainnya, seperti hortikultura juga harus diperhatikan, sebagai upaya untuk menciptakan kesejahteraan para petani

Dengan demikian, para petani tidak lagi terbeban untuk memikirkan distribusi dan harga yang akan didapat hasil panen mereka, termasuk hortikultura, seperti halnya persoalan cabai yang mengemuka dari aksi demonstrasi petani Demak.

Karena akhir pekan lalu, para petani cabai di Demak berunjuk rasa dengan cara membuat sambal di jalan raya. Mereka ramai-ramai membuang cabai di jalan Demak-Godong. Pangkal soalnya adalah harga jual cabai yang terus turun.

Sejak akhir tahun 2018 lalu, harga cabai terus merosot dari semula Rp 20.000 per kg jadi Rp 15.000. dan kini harga jualnya hanya di kisaran Rp 6.000 per kg. Perubahan harga cabai merah pada panen raya ini lebih buruk dibanding tahun lalu. Di Kabupaten Demak, sedikitnya ada 1.100 hektare tanaman cabai merah yang akan dipanen. Dengan anjloknya harga cabai tersebut, petani tidak memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Para petani itu menuntut agar pemerintah turun tangan mengendalikan harga cabai. Misalnya dengan cara menggelar operasi pasar atau langsung menyerap cabai petani.

Sumber

Inews.id

Kepastian daya serap pemerintah atas komoditas tanaman hortikultura sangat penting. Pasalnya tingkat fluktuatif harganya sangat tinggi. Bahkan anjloknya harga panen di tingkat petani sangat berpotensi terjadi. Dan sialnya, harga anjlok lebih sering terjadi di komoditas hortikultura ketimbang di komoditas pangan.

Kepastian menyerap produksi cabai petani mungkin bisa jadi solusi, tapi itu hanya sementara. Untuk jangka panjang, agar fluktuasi harga tidak lagi terjadi, pemerintah bisa memberikan pelatihan untuk mengatur pola tanam atau tidak terjadi over produksi, yang menyebabkan jatuhnya harga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun