Mohon tunggu...
Taofik Hidayat
Taofik Hidayat Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mencari Bapak Pelindung Ayam

23 Oktober 2018   19:01 Diperbarui: 23 Oktober 2018   19:12 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam perawatan (meme pribadi)

Harga barang-barang di pasaran tidak selamanya naik, seperti yang biasa dikeluhkan emak-emak. Informasi yang beredar, harga ayam potong saat ini malah sedang turun. Sekarang, peternak biasa melepas ayam ke pedagang dengan harga Rp 13 ribu per kg. Padahal biasanya, harganya bisa Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan dari pedagang, ayam biasa dijual Rp 33-34 ribu perkg, dari biasanya Rp 40 ribu per kg.

Seandainya emak-emak tahu, mereka akan berteriak kegirangan. Bapak-bapak dan anak-anak pun akan ikut senang, karena mereka bisa lebih sering makan daging ayam di rumah. 

Tapi di sisi lain, para peternak ayam potong lah yang akan menjerit kesakitan. Karena mereka terpaksa menjual ayamnya dengan harga lebih murah. Padahal saat ini, harga jagung untuk pakan ayam lagi mahal-mahalnya. Karena jagung untuk pakan harus diimpor, dan Rupiah lagi letoy di hadapan dollar AS.

Kalau sudah begini, kita butuh bapak pelindung ayam nasional. Dalam arti, melindungi kepentingan peternak ayam. Bukan ayam dengan tanda petik loh ya...

Bila ada bapak pelindung ayam, maka peternak bisa lebih tenang melanjutkan usahanya. Si bapak pelindung bisa memberi jaminan harga ayam tidak akan lebih murah lagi. Selain itu, si bapak pelindung ayam akan memastikan adanya pasokan jagung dalam jumlah cukup dan harga terjangkau. Sehingga pakan ayam tidak jadi lebih mahal lagi.

Pencarian bapak pelindung ayam ini bukan usaha main-main. 

Tanpa bapak pelindung ayam, para peternak akan lebih memilih untuk memotong ayamnya lebih dini. Tidak menunggu sampai masa matang atau dewasa. Mereka takut, harga ayam akan makin turun sehingga mereka makin merugi.

Bila ayam-ayam itu dipotong lebih awal, kita justru akan kerepotan. Karena nanti akan tercipta kekurangan pasokan ayam. Ujung-ujungnya, harga ayam di pasaran akan naik tanpa terkontrol. 

In The End, emak-emak akan mengeluh dan lebih sering ngomel. Karena harga ayam makin mahal, sedangkan uang belanja dari bapaknya tidak dinaikkann. Kalau emak-emak sudah ngomel, bapak jadi makin stress, malas pulang ke rumah. Semoga saja si bapak tidak mencari ayam di luar rumah. 

Nah Loh...

Sumber berita di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun