Bagus juga saya pikir, saat ada yang memberikan label baby sitter kepada saya, bener lho saya menganggapnya lebih baik,walaupun saya tau yang mengatakan itu sebagai ungkapan penghinaan setelah tidak berhasil mengkritisi pendapat saya diberbagai artikel...
Bukankah pekerjaan baby sitter itu pekerjaan yang baik,paling tidak itu menurut saya lho...gimana ngak baik tinggal dirumah ngak kepanasan,masih bisa makan yang enak enak kalau majikannya memang baik,masih dikasih tumpangan buat nginap,dikasih gaji setiap bulan,paling paling yang jeleknya hanya kalau harus membereskan pipis atau eek si bayi,tapi kan ngak apa apa bagi saya, toh itu cuma pipis atau eek si bayi,masih wangi daripada milik manusia dewasa.Masih mendingan kan dari pada saat ini,saya yang cuma sopir bajaj,kepanasan setiap hari,kadang makan kadang ngak,tidur pun cuma beralaskan kardus bekas beratapkan langit, lebih dari itu siapa tau dengan jadi baby sitter saya ikut berbangga bila bayi yang saya asuh saat ini nantinya malah akan menjadi orang besar atau pemimpin bangsa ini.....
Sementara itu baby sitter ini melihat nun disana sohibnya yang pinter itu semakin aneh perilakunya,padahal dia sebenarnya pinter lho,entah salah ngaji dimana atau salah minum obat apa,perilakunya makin menjadi jadi.Dikatakan mikir kok sepertinya ngak, dikatakan ngak punya pikiran dia sebenernya pinter lho...dikatakan tidak pinter,dia mampu lho memberi tips cara menjadi cerdas.
Juga belum lama si Baby sitter ini juga dapat kabar kalau sohibnya itu yang juga bekerja sebagai bagian civitas akademika dari suatu kampus,ikut dalam tim yang mewakili kampusnya dalam lomba robot tingkat nasional dikota bandung,walaupun timnya mendapat nomor buncit.Tetapi hebatkan bisa bikin robot, tau kan robot? itu makhluk besi yang otaknya bisa disuruh kesana kemari sesuai perintah empunya robot...yah tetapi bagi baby sitter taunya cuma yang namanya robot pasti menggunakan otak robot juga.....
Baby sitter ini jadi mikir juga,Barangkali karena saking pinternya sohibnya itu sekarang,...... Jangan jangan sohibnya itu telah memindahkan otak robot yang kalah dalam perlombaan itu kedalam kepalanya.
Tentu baby sitter ikut sedih melihat sohibnya itu, pinter kok pakai "otak robot"..tetapi apalah daya seorang baby sitter ini...paling hanya mampu berkata ;
Biarin deh jadi baby sitter saja diri ini, Karena Baby Sitter itu bukan "Gerombolan Kambing Congek".
Salam Baby Sitter Kompasiana