Mohon tunggu...
piye tho
piye tho Mohon Tunggu... -

just an amateur...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polarisasi dan Labelisasi dalam Politik

17 April 2018   09:47 Diperbarui: 17 April 2018   10:03 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebencian tidak etis dipakai dalam politik. Penulis mencoba sedikit mencari referensi di artikel "Jangan seret Indonesia ke dalam kebencian".

Mengutip Gregory Stanton  "strategy awal" membangun kebencian dibangun adalah polarisasi - Classification - alias membuat pembedaan. Di situ masyarakat dibangun supaya makin merasa berbeda - bukannya merasa bersaudara. Perbedaan-perbedaan terus dicanangkan dan diulang-ulang, supaya perasaan berbeda itu makin kuat dan kuat.

Lalu diiringi dengan "pelabelan" - "symbolization" - sebagai penguatan akan perbedaan-perbedaan. Setelah di pecah - lalu diberi label - supaya rasa perbedaan berlanjut terus diingatkan dengan label2 yang mudah diingat. Orang jadi bangga atas suatu simbol, dan jadi benci atas simbol yang lain. 

Sesudah itu "dehumanization" , simbol2 tadi dan narasi2 nya - setelah terpecah, mulai ada curiga..diperkuat dengan merendahkan kelompok2 yang dituju. Karena tidak dianggap manusia yang sejajar - maka jadi wajar kalau nantinya mereka tidak didengar. Di sini prejudice dan generalisasi tumbuh subur - dan memang itu yang dituju. Coba saja telusuri, sudah berapa banyak simbol, pelabelan, penegasan akan perbedaan - dan nyinyir2 yang terjadi belakangan ini. 

Baik dan tidak baik, sudah tidak dibahas lagi..yang penting, kita atau mereka. Kebaikan "mereka" apapun, tidak akan di akui..kekurangan "mereka" sekecil apapun akan diperbesar terus. Lanjutannya silahkan masing cari literasinya di dunia maya. Anda akan tercengang dengan betapa hebatnya kerusakan yang dapat terjadi gara2 kebencian.

Mirip cinta - Kebencian itu buta dan mengikat fokus pembenci - sehingga terus2an berpikir soal yang dibencinya. Jadi kalau cinta makin cinta - benci makin benci. Tapi yang paling bahaya , benci itu menular. Baik pada orang lain...juga pada pihak yang dibencinya. Janganlah sampai kita terseret kepada benci buta ! Apalagi benci massal ! Jangan ajak2 rakyat supaya saling membenci !

Perebutan kekuatan dalam politik itu sah-sah saja. Tetapi tanpa etika, dia jadi bergerak liar jadi seolah-olah kesurupan. Tolaklah kebencian sebelum ia merampas akal sehat kita. Janganlah bangsa kita yang hebat ini, dibangun oleh retorika2 kebencian hanya sekedar kepentingan kekuasaan semata.

Terakhir, di link ini ada sudut pandang lain soal "budaya kebencian" , sebuah video pada web site TED. Silahkan dinikmati - salam damai !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun