Mohon tunggu...
Tantri Widiana Putri
Tantri Widiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Antisipasi Peningkatan Pengangguran bagi Perekonomian Indonesia

1 November 2022   07:40 Diperbarui: 1 November 2022   07:55 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak kekayaan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Kekayaan ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan sumber daya alam dan manusia yang efektif dan bermanfaat dapat mendukung pembangunan dan desain dunia ekonomi yang berkualitas tinggi. Sayangnya, hal ini sepertinya belum sepenuhnya disadari oleh pemerintah Indonesia. Hal ini dapat dibaca dan dibuktikan dengan tingginya angka pengangguran di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan teori klasik Adam Smith bahwa "pertumbuhan ekonomi yang pesat dan tinggi dapat mengurangi pengangguran yang ada di wilayah tersebut."

Tingkat pengangguran di Indonesia sendiri harus diakui terus menurun dari tahun ke tahun. Namun, penurunan ini tidak mencerminkan bahwa pengangguran bukan lagi masalah ekonomi dan sosial di masyarakat Indonesia. Seiring dengan terus menurunnya angka pengangguran, masih banyak masyarakat yang sulit dan terbatas dalam mencari pekerjaan yang layak untuk memperoleh penghasilan dan penghidupan yang layak. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah angkatan kerja pada Februari 2022 sebanyak 144,01 juta orang, naik 4,20 juta orang dibanding Februari 2021. Pada Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,98 persen.

Penduduk yang bekerja mencapai 135,61 juta orang, yang naik sebanyak 4,55 juta orang dari Februari 2021. Sektor lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yaitu sebesar (0,37 persen). Sementara sektor lapangan pekerjaan yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor jasa lainnya yaitu sebesar (0,51 persen). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen dari total penduduk yang bersedia bekerja. Jumlah ini turun 0,43 persen dari Februari 2021 yang mencapai 6,26 persen. Pada tahun 2020-2021 terdapat 11,53 juta orang (5,53 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 yang harus menganggur karena perekonomian negara yang lumpuh.

Meningkatnya jumIah pengangguran merupakan masaIah serius yang harus diminimaIisir. Peningkatan pengangguran umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jumlah kesempatan kerja yang tersedia, yang belum mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja yang terus tumbuh. Ketidakseimbangan antara aspek penawaran dan permintaan, baik kuantitatif maupun kualitatif, dapat menyebabkan konsekuensi pengangguran yang serius. Angka pengangguran yang sudah sangat tinggi dan strukturaI biasanya berdampak negatif terhadap pembangunan, sosial, ekonomi dan poIitik suatu negara. Pengangguran yang sudah bersifat struktural berdampak besar terhadap pencapaian pelayanan publik dan prospek pembangunan negara.

Jumlah pengangguran diwilayah perkotaan lebih banyak dibandingkan di wilayah pedesaan. HaI ini disebabkan meningkatnya urbanisasi di kota-kota besar yang mengakibatkan bertambahnya jumIah penduduk kota sementara jumIah lapangan pekerjaan semakin berkurang sehingga banyak yang menganggur.

Ketika pemerintah mengabaikan dan mengabaikan data ketenagakerjaan, tingkat pengangguran bisa meningkat. Tingginya angka pengangguran dapat menimbulkan masalah sosial di masyarakat. Seperti meningkatnya jumlah penduduk miskin, tingginya angka kriminalitas dan berbagai masalah sosial lainnya.

Ada banyak kondisi yang meningkatkan tingkat pengangguran. Salah satunya adalah jumlah penduduk yang tinggi, sedangkan kesempatan kerja atau kesempatan kerja relatif rendah. Adapun penyebab lainnya, seperti kelangkaan pendidikan dan keterampilan, lapangan pekerjaan yang dipengaruhi oleh musim, penggunaan teknologi yang semakin maju yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja, dan sebagainya.

Pemerintah masih belum cukup cepat dan tidak bereaksi cukup cepat untuk mengatasi masalah pengangguran. Memang masalah pengangguran bukanlah masalah yang baru saja muncul di Indonesia, tetapi sudah ada sejak lama dan belum terpecahkan. Karena pengangguran merupakan sesuatu yang berpotensi menghambat perkembangan ekonomi masyarakat pada tingkat mikro dan pembangunan ekonomi negara pada tingkat makro.

Mengurangi pengangguran memang tidak mudah. Tentu saja, menyelesaikan masalah pengangguran dengan membalikkan telapak tangan tidak semudah itu. Secara umum, banyak orang menginginkan kecepatan dan keseriusan untuk mengatasi masalah pengangguran ini. Karena pada hakekatnya hasil pembangunan adalah untuk rakyat itu sendiri, termasuk pengurangan angka pengangguran.

Beberapa solusi yang saat ini ditempuh oleh pemerintah (pusat dan daerah) adalah menciptakan lapangan kerja yang lebih luas, menciptakan lapangan kerja terutama di sektor pertanian dan perikanan, menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, menumbuhkan perusahaan baru untuk memperluas peluang usaha dan mengembangkan yang baru dan usaha kecil membutuhkan penyelarasan kebijakan yang mencakup akses, dukungan, pembiayaan usaha kecil dan suku bunga rendah untuk memberikan dukungan.

Tentu saja, pemerintah tidak dapat mengatasi pengangguran tanpa bantuan pihak lain. Masyarakat, pelaku bisnis, akademisi dan seluruh elemen masyarakat tentunya harus bersinergi untuk mewujudkan negara yang sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun