Mohon tunggu...
Tantri Pranashinta
Tantri Pranashinta Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Hanya orang biasa yang masih terus belajar menyelami kehidupan ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asyiknya Baca Tintin

28 Oktober 2012   03:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:19 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak mana yang tidak suka komik? Masa kanak-kanak saya pun tak luput dengan kehadiran komik-komik bergambar meriah. Dari semua komik yang ada di era tahun 80-an itu, komik Tintin karya Hergelah yang paling menawan hati saya. Bukan hanya karena gambarnya yang detail dan hidup, tetapi juga alur ceritanya yang menarik. [caption id="attachment_220426" align="aligncenter" width="300" caption="dok. koleksi pribadi tantripranash"][/caption] 'Petualangan di Bulan’ yang saya dapatkan dari orangtua sebagai hadiah naik kelas 3 sekolah dasar, adalah judul pertama dari seri komik Tintin yang membuat saya jatuh cinta. Ketertarikan tersebut berlanjut ketika saya kemudian mendapatkan hadiah judul yang lain dari kakak. Menabung uang jajan sedikit demi sedikit juga saya lakukan, supaya komik Tintin yang lainnya bisa terbeli. Bahkan lucunya, waktu saya dan teman-teman menang di acara cerdas cermat TVRI, saya ‘menodong’ orangtua untuk diberi hadiah komik Tintin. Perlahan tapi pasti akhirnya lengkaplah koleksi saya pada jaman itu yang keseluruhan ada 21 judul. Waktu itu belum ada judul Tintin di Congo, Tintin di Tanah Sovyet, serta Tintin dan Alpha Art. Tintin adalah seorang wartawan muda berambut jambul, yang berpetualang ke negara-negara lain bersama sahabat-sahabatnya yaitu Kapten Haddock dan Profesor Calculus. Tintin juga selalu ditemani anjing peliharaannya yang bernama Snowy. Ikut meramaikan suasana, hadir pula Thomson dan Thompson, detektif kembar yang konyol. Dialog-dialog dalam komik ini segar dan memancing pembaca tersenyum lebar. Bahkan di beberapa adegan di mana sang pelaut pemarah- Kapten Haddock beraksi, sering membuat saya terpingkal-pingkal. Saya pun tak cukup membaca komik Tintin satu kali tetapi bisa berkali-kali di setiap judulnya. Itupun seringkali berebut dengan abang saya yang sudah remaja waktu itu. Sampai-sampai saya hampir hafal dialog-dialognya dan ‘sejuta topan badai’-nya Kapten Haddock. Penulis Tintin adalah Herge (1907-1983), seorang lelaki kelahiran Belgia yang telah memulai debut komiknya sejak tahun 1929. Selama 54 tahun perjalanan karirnya, komik Tintin merebut hati jutaan pembacanya di seluruh dunia. The Adventures of Tintin adalah seri animasi di televisi yang diangkat dari komiknya, tentu dengan penyesuaian di sana-sini atas beberapa adegannya. Kini di Indonesia dijual dalam bentuk CD. Bahkan seri animasi ‘Secret of The Unicorn’ (Rahasia Kapal Unicorn) telah diangkat ke layar lebar oleh sutradara kenamaan Steven Spielberg pada tahun 2011. Kita boleh berbangga hati sebab ada animator Indonesia, Rini Sugianto yang ikut andil dalam film tersebut. [caption id="attachment_220423" align="aligncenter" width="300" caption="dari Wikipedia"]

13513939861056049558
13513939861056049558
[/caption]

Persahabatan Tintin dengan kawan-kawannya mengajarkan saya bahwa persahabatan tidak mengenal perbedaan status dan harta. Sahabat hadir di saat-saat senang dan susah. Herge menyampaikan pesan tersebut dengan apik pada karya-karyanya dengan alur cerita yang tidak rumit dan tanpa menggurui

Uniknya komik Tintin tidak hanya sekedar petualangan biasa, tetapi ada juga situasi sejarah dunia yang melatarbelakangi tiap-tiap ceritanya. Lewat komiknya, Herge pun menyatakan perang dengan perdagangan opium di masa itu. Herge pandai menggambarkan detail tiap-tiap daerah dalam gambar-gambarnya termasuk apa yang khas dari daerah tersebut, misalnya di Shanghai ada rickshaw (sejenis becak yang ditarik manusia), hewan llama yang digunakan sebagai hewan tunggangan masyarakat Inca di sekitar pegunungan Andes, atau tentang guano yaitu pupuk dari kotoran hewan di Amerika Selatan. Hal-hal seperti itu menjadi sumber pengetahuan umum juga bagi saya di kala itu. Tidak hanya anak-anak yang menyukai komik Tintin tetapi juga orang dewasa. Bahkan saya dengar ada pula komunitas bagi penggemar Tintin. Saya masih membaca Tintin di usia sekarang. Tentunya bukan lagi koleksi saya karena koleksi yang dulu sudah lapuk kertasnya dan banyak hilang, tapi milik putra saya. Si sulung (9 tahun) suka juga komik Tintin. Komik Tintin masa dulu kira-kira seukuran kertas folio dan memakai jenis kertas koran. Berbeda dengan sekarang, ukuran komik hanya seukuran buku tulis standar, namun telah memakai jenis kertas glossy.

Seperti pengalaman saya dulu, saya mengenalkan judul ‘Petualangan di Bulan’ pertama kali kepada si sulung. Ternyata ia menyukainya, dan penasaran dengan judul-judul yang lain. Syukurlah kemudian ia menjadi lebih rajin menabung untuk bisa melengkapi koleksinya. Si bungsu (4 tahun) yang belum bisa membaca ikut-ikutan menyenangi Tintin, walau cuma menikmati gambarnya saja.

[caption id="attachment_220427" align="aligncenter" width="300" caption="dok. koleksi pribadi tantripranash"]

13513954981888675201
13513954981888675201
[/caption] Baru-baru ini si sulung bangga sekali berhasil mendapatkan judul yang sudah mulai jarang ada, ‘Penerbangan 714’ dari uang tabungannya. Mau tahu mengapa ia begitu penasaran dengan judul tersebut? Sebab di Penerbangan 714, Tintin dan kawan-kawan sempat mampir ke Jakarta (airport Kemayoran) dan terdampar di suatu pulau di wilayah Indonesia. Malah sempat ketemu komodo di sana. Anda penasaran? ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun