Mohon tunggu...
Tantri Hawa
Tantri Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - ??

Im fangirl:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pertemuan Kedua dengan Harry Purwanto - KPI IAI Syarifuddin Lumajang

29 November 2022   00:42 Diperbarui: 29 November 2022   01:05 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini adalah pertemuan kedua dengan Harry Purwanto - Dosen IAI Syarifuddin Lumajang. Ada yang berbeda dengan pembelajaran hari ini. Yang biasanya proyektor digunakan hanya pada saat presentasi saja, tetapi kali ini digunakan untuk pembelajaran.

Sebelum itu terbesit sebuah pertanyaan di benak kami, apakah akan ada presentasi ? Atau melihat film ?. Semua pertanyaan itu terjawab setelah teman kami yang bernama Putri diperintahkan  untuk membuka laptopnya yang sudah disambungkan dengan proyektor untuk membuka tugas kami pada Minggu yang lalu di Kompasiana.

Satu persatu tugas kami di koreksi oleh Harry. Ternyata masih banyak dari tugas-tugas kami yang harus diperbaiki. Maklum, karena ini adalah kali pertama bagi kami membuat sebuah artikel.

Tidak hanya mengoreksi, dia juga menjelaskan bagaimana sejarah jurnalistik.

Berbicara tentang sejarah jurnalistik (jurnanlism) pasti akan merujuk pada Acta Diurna pada zaman Romawi Kuno, khususnya pada masa pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM).

Acta Diurna dulunya dikenal dengan papan pengumuman, sejenis majalah dinding atau pada saat ini biasa disebut papan informasi. Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik, pers, media masa, surat kabar harian atau koran pertama di dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai Bapak Pers Dunia.

Sebenarnya, Caesar hanya meneruskan dan mengembangkan tradisi yang muncul pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi. Saat itu Raja Imam Agung memerintahkan agar mencatat segala kejadian penting pada Annals, yakni papan tulis yang digantungkan di serambi rumah. Agar setiap orang yang lewat mengetahui informasi.

Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan agar hasil dari sidang dan kegiatan para anggota senat diumumkan setiap hari di Acta Diurna.

Papan pengumuman itu dipasang di pusat kota yang disebut Forum Romanum (stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Pada saat itulah muncul para Diurnarii, orang yang bekerja membuat catatan-catatan hasil rapat senat setiap hari di Acta Diurna, untuk semua kalangan. 

Dalam sejarah Islam, cikal bakal jurnalistik yang pertama kali adalah zaman Nabi Nuh a.s.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun