Donald Trump merupakan seorang politikus, tokoh media, dan pengusaha Amerika yang menjabat sebagai presiden Amerika Serikat ke 45 dari 2017 hingga 2021. Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Donald Trump pada tahun 2025 merupakan langkah proteksionis yang bertujuan utama untuk melindungi ekonomi dalam negeri AS dan mengurangi defisit neraca perdagangan, terutama dengan china.
Donald Trump menerapkan kebijakan tarif impor yang signifikan sejak masa awal jabatannya, termasuk tarif sebesar 10% yang berlaku awal april 2025, kemudian meningkat hingga 32% untuk beberapa negara, terutama Indonesia. Kebijakan tarif Trump merupakan persentase pajak yang dikenakan terhadap nilai suatu barang yang diimpor dari negara lain. Tarif ini sebesar 25 persen yang diberlakukan untuk produk impor seharga AS$ 10, hal ini membuat harga produk itu dikenai biaya tambahan sebesar AS$ 2,5.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi defisit perdagangan AS yang sangat besar, mencapai lebih dari US$900 miliar pada 2024, dengan harapan mendorong pertumbuhan manufaktur domestik, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak pemerintah AS. Donald Trump menyebut kebijakan ini sebagai "liberation day" atau hari pembebasan ekonomi AS dari ketergantungan impor.Â
Kebijakan tarif impor Donald Trump berdampak signifikan terhadap perekonomian global dan Indonesia. Secara global, kebijakan ini memicu ketidakpastian ekonomi dan memperburuk perang dagang, yang berpotensi mengganggu rantai pasok global dan menimbulkan fluktuasi harga barang serta nilai tukar. Tarif yang tinggi dapat menyebabkan biaya impor meningkat, sehingga harga barang impor menjadi lebih mahal, yang dapat memicu inflasi dan mengurangi daya saing produk negara lain di pasar Amerika Serikat. Negara-negara mitra dagang utama AS, seperti china, Uni Eropa, dan negara-negara Asia, mengalami retaliasi tarif yang memperburuk ketegangan perdagangan global dan berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Bagi Indonesia, kebijakan tarif Trump berdampak langsung pada sektor ekspor, terutama pada produk padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan furnitur yang bergantung pada pasar AS. Penurunan permintaan ekspor diperkirakan mencapai 20-30%, yang menyebabkan kontraksi GDP sebesar 0,5-1% dan kenaikan inflasi sebesar 1-2%. Hal ini dapat menimbulkan risiko pemutusan hubungan kerja di sektor-sektor tersebut yang mempekerjakan jutaan tenaga kerja. Tarif impor yang meningkat menyebabkan harga produk Indonesia di pasar AS menjadi lebih mahal, sehingga permintaan dari konsumen Amerika berkurang dan berpotensi menurunkan volume ekspor Indonesia ke negara tersebut. Selain itu, nilai tukar rupiah sempat tertekan akibat ketidakpastian ini, yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi nasional.Â
Selain dampak ekonomi, kebijakan tarif Trump juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menimbulkan ketidakpastian investasi internasional. Ketidakpastian ini dapat menghambat arus investasi asing langsung dan portofolio, yang berdampak jangka panjang terhadap pembangunan ekonomi dan stabilitas pasar.Â
Namun, ada juga efek spillover dari kebijakan ini. China sebagai negara pengekspor utama tidak hanya mengimpor bahan baku dari negara lain, termasuk Indonesia, sehingga gangguan perdagangan dengan China dapat berdampak pada perekonomian Indonesia melalui rantai pasok global. Hal ini menimbulkan risiko penurunan permintaan bahan baku dari Indonesia ke China akibat kebijakan tarif AS terhadap China.
Secara keseluruhan, Kebijakan tarif impor Donald Trump telah menciptakan ketegangan perdagangan global dan memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Donald Trump mencerminkan strategi proteksionis yang berpotensi mengganggu perdagangan internasional dan perekonomian global. Dampaknya terhadap Indonesia cukup berat, terutama pada sektor padat karya dan neraca perdagangan, namun juga membuka tantangan bagi Indonesia untuk memperkuat diversifikasi pasar dan reformasi ekonomi agar lebih kuat terhadap guncangan eksternal. Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah strategis jangka panjang dan jangka pendek untuk mengatasi dampak negatif sekaligus memanfaatkan peluang yang muncul dari perubahan lanksap perdagangan global ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI