Mohon tunggu...
Fahrul Tanjung
Fahrul Tanjung Mohon Tunggu... Konsultan - Sekarang menjadi sastrawan Indonesia

Motivator muda Indonesia Penulis buku bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengenang Terindah

6 September 2020   09:53 Diperbarui: 6 September 2020   09:57 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang terindah 
Fahrul Tanjung

hari demi hari silih berganti
engkau masih diam disini
aku putar waktu dengan iri
berharap kisah kan kembali
tapi waktu berlari tak peduli
meninggalkan ku diam sendiri

mencari jawaban kegundahan hati
Angsa kecil yang anggun menari
Dulu bersama mengejar pelangi
kedalam hutan pencari peri
Menerobos ilalang dimalam hari

kini waktu yang kau hampiri
tak kan pernah datang kembali
walau setahun sudah menanti
mereka baru berbeda pribadi
setelah lahirnya anak kenari
menjadi sepasang mata dan saksi
Di pengadilan yang Maha tinggi

Rasanya tak apa mengingat usia
mengucap selamat berbagi rasa
kau tahu milad dalam agama
pasti tak ada hura-hura
tak ada suara gaduhnya pesta
Lemparan terigu dan telur yg gila
apa lagi menggangu tetangga
hanya ada suara lirih doa
mengisi barakahnya usia

merayakan karunia hidup di dunia
waktu pagi bercerita ke satu masa
tentang cinta,musim semi,dan bunga.
perjuangan,ujian, dan masa muda
cerpen pengabdian sebelum senja
Dan nikmatnya teh saat langit jingga

Bagaimana harus ku hitung dosa
Bagaimana bisa ku simpan rasa
Bagaimana ikhlas dan pahala
Bagaimana ku asah jiwa

milad,ulang tahun, berbahagia
bukan ibadah dan hari raya
tapi menyentuh dan bermakna
hal yang dielukan sebagian manusia
sejajar perhatian,peduli sesama

adakah usia bisa bertambah
atau justru berkurangnya jatah
adakah usia yang berkah
mengharap tanda dan hadiah
konon katanya milad tradisi bid'ah
Perayaan yang terpinggir
atau aku si fakir ilmu yang tak bersyukur
terlalu fanatik atau berbalik ingkar
tak pernah berfikir dan bertadabur
kapan pun sang angsa lahir
dalam hijriyah,masehi, atau saka
hari ini,besok,atau lusa
perhitungan samsiyah atau qomariyah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun