Mohon tunggu...
fauzan abdurrahman
fauzan abdurrahman Mohon Tunggu... -

menjadikan kata untuk berkelana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sjafruddin Prawiranegara

17 Oktober 2018   14:34 Diperbarui: 17 Oktober 2018   14:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Buku Sejarah Sebagai Pedoman Untuk Membangun Masa Depan saya temukan di toko buku-buku bekas di  Revo Town, Bekasi. Tipis, hanya 52 halaman. Buku ini adalah Pidato Mr. Sjafruddin Prawiranegera pada tanggal 30 Juli tahun 1975 di gedung Kebangkitan Nasional.

Siapa Mr. Sjafruddin Prawiranegera?

Pejuang kemerdekaan, Menteri Keuangan, dan Presiden Yang Terlupakan. Meskipun ia menolak dikatakan sebagai presiden ketika ia memimpin Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau PDRI. Pak Sjafruddin lebih suka menyebutnya sebagai Ketua PDRI.

Peristiwa PDRI, diceritakan oleh beliau sebagai upaya penyelamatan Negera Republik Indonesia yang saat itu masih seumur jagung, ketika Belanda melalukan agresi militer untuk merampas kemerdekaan Indonesia yang sudah sah.

Saat itu sang Dwi Tunggal, Bung Karno dan Bung Hatta sudah ditawan oleh Belanda di Yogyakarta. Mandat untuk menggantikan pemerintahan jatuh ke pundak Sjafruddin Prawiranegera yang pada saat itu sedang di Bukit Tinggi.

Namun, sebagaimana yang beliau ceritakan sendiri di bukunya Sejarah Sebagai Pedoman Untuk Membangun Masa Depan mengatakan, "Pada waktu itu saya belum tahu bahwa ada mandat dari Presiden untuk membentuk Pemerintah Darurat".

"Tetapi" , lanjutnya, "semata-mata didorong oleh rasa tanggung jawab sebagai pemimpin Muslim, tiga hari kemudian, pada waktu subuh tanggal 22 Desember 1948 setelah bermusyawarah dengan pemimpin-pemimpin Sipil dan Militer yang mendampingi saya, dibentuklah PDRI untuk melanjutkan perjoangan".

"Kalau saya merenungkan kembali, mengapa saya sampai begitu berani memimpin PDRI maka saya tidak dapat melepaskan diri dari keyakinan, bahwa keberanian saya itu, adalah suatu 'miracle' suatu kemukjizatan Allah. Dan selama perjoangan itu saya merasa benar, bahwa saya hanya alat dalam tangan Allah, dan begitu juga kawan-kawan seperjoangan saya". (hal. 43)

Betapa para pejuang bangsa negeri kita, menundukkan segala apa yang mereka lakukan bukan karena kekuatan mereka namun ada kekuatan yang lebih kuat yaitu kekuatan Tuhan Yang Maha Esa.

"Menghidupkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sila pertama Pancasila, itulah tujuan dari ceramah saya", ujar Pak Sjafruddin Prawiranegera.

Setelah itu capres dan cawapres untuk 2019-2024 diumumkan, segera saya merenungkan. Masih adakah pemimpin bangsa yang berjiwa seperti Mr. Sjafruddin Prawiranegera?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun