Mohon tunggu...
Tania Salim
Tania Salim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengolah Kesehatan Jiwa ala Penyintas Kanker Nasofaring

28 Oktober 2022   08:18 Diperbarui: 30 Oktober 2022   23:08 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergunakanlah kesempatan ini untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain. Jadikanlah hidup ini lebih berarti (Gambar: Anna Tarazevich via Pexels)

Seperti yang dikatakan dr. Andri, KJ, FAPM dalam diskusinya bersama Tim Kompasiana pada tanggal 23 September 2022 lalu bahwa penyintas itu bukan berarti Anda lebih pintar/paham soal kesehatan jiwa. Maka izinkan saya untuk berbagi dengan pembaca berdasarkan pengalaman saya pribadi sebagai penyintas kanker nasofaring. Semoga bermanfaat ya.

Awal tahun 2019, setelah menjalani biopsi dan serangkaian pemeriksaan, saya didiagnosa mengidap kanker nasofaring stadium 4. Kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi dan radioterapi hingga selesai.

Tetapi pada tahun 2021, terdeteksi bahwa sel kankernya bermetastasis ke paru-paru. Kembali saya menjalani pengobatan dan kemudian pada tahun 2022 muncul di bibir sebelah kanan bagian bawah. Dokter menyarankan operasi di bagian tersebut. Selanjutnya terjadi infeksi di bekas operasi tersebut sehingga dokter menyarankan Brachytherapy yang telah saya jalani di bulan Agustus 2022 lalu.

Pertama-tama saya fokus pada kesehatan jasmani dulu dengan menjalani pola hidup sehat, yakni memakan makanan bergizi, melakukan olahraga ringan seperti bersepeda atau jalan pagi/sore, berjemur di pagi hari pada jam tertentu, tidur/istirahat yang cukup, dan lain-lain yang mampu meningkatkan kesehatan jasmani kita.

Kemudian saya fokuskan pada kesehatan jiwa karena kesehatan fisik dan kesehatan jiwa saling mendukung satu dengan lainnya.

Menurut pengamatan saya selama ini, justru kesehatan jiwa harus benar-benar diperhatikan. Siapa yang tidak merasa galau kalau terkena penyakit kanker?

Pasti kita akan merasa takut, sedih, tertekan, khawatir akan ini dan itu, dan segudang perasaan negatif lainnya, namun kita harus segera bangkit dari serbuan perasaan-perasaan negatif yang muncul dan menggantikannya dengan perasaan-perasaan positif agar imun tubuh kita meningkat sehingga mampu bertahan dari cobaan ini.

Saya juga sempat mengalami depresi ketika sel kankernya bermetastasis ke paru-paru. Saya menjadi mudah terharu dan meneteskan air mata tanpa bisa dibendung.

Beruntung saya mendapatkan dukungan dari keluarga, famili, sahabat-sahabat setia, rekan-rekan kerja, dan bahkan dari orang-orang yang tidak saya kenal. Kok bisa ya?

Silakan teruskan membacanya untuk menemukan jawabannya, he he he.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun