Mohon tunggu...
Tania Pratiwi
Tania Pratiwi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Hadapi Era Disrupsi Kolaborasi

12 Juli 2018   00:29 Diperbarui: 12 Juli 2018   00:45 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Disrupsi adalah gangguan yang mengakibatkan industri tidak berjalan seperti biasa karena munculnya kompetitor yang baru, umumnya dikarenakan penemuan teknologi, yang mengakibatkan pemain bisnis lama harus berpikir ulang untuk strategi yang akan digunakan untuk menghadapi era baru atau berkembang ini.

Dengan munculnya Era teknologi digital,telah memunculkan cara-cara baru untuk berkolaborasi dengan mengadopsi berbagai perangkat TIK. Disini saya akan menjelaskan tiga strategi untuk  dapat mempertimbangkan untuk memastikan kalau disrupsi kolaborasi bukan menghambat kinerja organisasi.

1. Mengatur pola distribusi tugas dan mekanisme pengambilan keputusan. 

Menggunakan Programmed dan Nonprogrammed Decisions. Programmed decisions adalah bentuk keputusan yang telah terprogram yang berkaitan dengan tipe permasalahan yang sudah terstruktur dan rutin serta dapat ditangani oleh manajemen tingkat bawah. Sedangkan Nonprogrammed decisions adalah bentuk keputusan yang tidak terprogram, berkaitan dengan permasalahan yang kompleks dan tidak terstruktur, memerlukan peran manajemen di tingkat taktis atau bahkan strategis.

Mekanisme dalam pengambilan keputusan dapat dan perlu diatur jadi hal itu membuat kolaborasi tidak menurunkan produktifitas para kolaborator. Dan dapat memanfaatkan perangkat TIK untuk mengatur distribusi tugas dan pengambilan keputusan di dalam organisasi atau perusahaan.

2. Mengatur jam kerja dengan jadwal yang lebih fleksibel (jika memungkinkan)

Hal ini terutama untuk memberi ruang kolaborasi yang tidak kaku dan tidak harus terpaku hanya di dalam kantor dan menjadi pertimbangan penting ketika organisasi mempunyai beban kerja yang intens dan dominasi karyawan milenial. Kalau tidak bisa sepenuhnya bisa dibuat fleksibel, jam kantor juga dapat diatur dengan menentukan jam tertentu pada hari kerja. Misalnya, jam 9-11 pagi seluruh karyawan wajib berada di kantor, sehingga kebutuhan rapat dan koordinasi langsung dapat dijadwalkan pada kurun waktu tersebut.

3. Memilih teknologi yang tepat dengan penggunaan yang cerdas. 

Dengan menggunakan atau memanfaatkan TIK yang cerdas, akan menjadi solusi yang penting karena dapat mempermudah proses kerja kolaborasi sehingga para kolaborator dapat memprioritaskan pekerjaannya masing-masing, apalagi kalau organisasi membuat peraturan jam kerja yang fleksibel. Dengan memanfaatkan TIK secara cerdas juga dapat menentukan bagaimana kolaborasi virtual yang dijalankan menjadi lebih terarah dan terstruktur .

Dengan demikian jika 3 strategi tersebut dilakukan, tidak akan menghambat kerja organisasi dan organisasi akan dengan mudah beradaptasi di era disrupsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun