Mohon tunggu...
Tony Herdianto
Tony Herdianto Mohon Tunggu... Freelancer - Suka kopi dan jajanan

saya senang membaca dan sedang belajar menulis . senang menanam pohon atau kembang . mendengarkan musik . mencoba selaras dengan alam menyatu secara harmoni.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Semangat Zaman

31 Desember 2019   17:42 Diperbarui: 31 Desember 2019   17:52 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari-hari kita disibukkan hiruk pikuk rutinitas yang menguras tenaga dan pikiran. Apalagi gelaran pilpres beberapa bulan yang lalu. Hingar bingar dijagad media cetak, media elektronik bahkan internet. Kesemuanya mengharu biru berhimbur dalam lautan hujat menghujat dan membunuh karakter.

Entah kekuatan apa yang sanggup mendatangkan massa dalam satu jagad pada saat yang sama. Media dalam hal ini internet mempercepat proses penyebaran informasi. Sayang diera informasi yang serba cepat dan bebas ini, berkeliaran juga serigala pemangsa mereproduksi informasi sesat. 

Kesesatan di atas direpetisi oleh pendengung yang seide dan sepemikiran dengan serigala pemangsa. Dan hukuman sosial juga menguap begitu saja, masyarakat lupa bahkan kini mengambil posisi pada orbit yang sama "kapitalisme" dengan segala punggawanya.

Ide untuk pembebasan guna kebaikan bersama kini telah tertukar kartel kekuasaan. Elit pengusaha birokrat berbareng bergerak bersama atas nama investasi. Siapa jadi penghalang maka serigala pemangsa berada digaris depan.

Demarkasi hanya sesaat ketika pra kampanye sampai saat pemilu. Begitu gelaran usai , maka remah remah itulah makanan jelata. Semua para elit bermetamorfosa jadi kelas penguasa bersama atas nama kartel kekuasaan.

Kini selesai sudah, jelata harus bangkit dan menyongsong hari depan lebih baik ditengah tendangan tekling kelas kartel penguasa. Jelata harus bersatu agar memiliki nilai tawar daripada kelas kartel penguasa.

2020 kita songsong bersama dengan tetap tangan terkepal di muka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun