Mohon tunggu...
tandakanan
tandakanan Mohon Tunggu... -

Kita semua autentik dengan semua rasa dan pikiran yang ada di dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pasrah

14 Februari 2016   19:46 Diperbarui: 14 Februari 2016   20:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin bertelanjangkaki di atas sabana yang teduh oleh bayangan awan yang berjalan.

Suara angin melantun lagu yang aku pahami keindahan dengan entah bagaimana caranya.

Aku menyayangimu begitu saja tanpa kenapa.

Aku menginginkanmu dalam ikhlas yang siap ku lepas jika Tuhan tidak mengizinkan kita bersama.

Aku mendoakanmu dalam setia yang bersanding dengan pasrah yang melelahkan.

Aku berusah keras menaklukan rindu yang mengakar dalam harapan dan doa tempat namamu ku bisikan untuk merayu Tuhan.

Kau tak pernah tahu itu, bukan? 

Di matamu, aku gadis pura-pura buta yang menari menikmati angkasa. Mengabaikanmu. Tak pernah memperhitungkan mu dan mengharapkan kau ada. 

Yang kau tahu aku bersuka cita tanpa paham ada cemas yang semakin berat kau bawa atas aku yang selalu membingungkan hatimu.

Yang kau tahu aku pengabai yang sadis selalu berpura-pura.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun