Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Kecil untuk Gabriel Garcia

30 November 2020   16:44 Diperbarui: 30 November 2020   16:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis Buku Seratus Tahun Kesunyian, Gabriel Garcia Marques. Foto (Istimewa)

"planet ini terus berputar dan kehidupan masih misterius, kuat, dan menakjubkan. Atau seperti yang biasa kau katakan dengan kata sifat yang lebih sedikit dan lebih banyak puisi, tidak ada yang mengajarkan apa pun tentang kehidupan." (Rodrigo Garcia, Untuk Gabriel)

Gabriel, beberapa menit terkahir, aku sudah membaca catatan yang dikirim kepadamu dari lentik jemari lelaki yang lahir dari mani milikmu. Ia begitu lihai memberikan semangat dan gairah untuk hidup.

Hari ini, di tengah kota yang manis, banyak kesibukan berlalu-lalang. Orag-orang bersemangat mengejar impian-impian yang pernah mereka gantungkan, entah tentang tahta, harta, atau cinta. Semua menjadi tujuan mereka.

Sementara dalam keteduhan mendung, aku masih menatap lamat seisi kesibuka  dalam kesepian dan kesunyian yang pernah ada serupa dalam catatan "Seratus Tahun Kesunyian" milikmu, Gabriel. Benarlah kata Rodrigo "kehidupan ini misterius"  sama seperti yang pernah aku alami selama ini.

Beberapa hari terakhir, aku terlalu mengikuti arus kesibukan sendirj sampai lupa ada hal yang perlu aku usaikan dan tuntaskan demi kehidupan misterius di depan mata. Segalanya buyar seketika saat pertanya-pertanya tentang "kabar" yang selaku dia sampaikan untuk sebuah tanya, aku tak punya jawaban.

Ini kesalahan paling lihai menghampiri, namun aku yakini "setiap manusia tidak akan luput dari lupa dan salah".

Gabriel, sudah sejauh mana kau memahami seperti Kafka bercerita sebuah "metamorfosis" ketika lelaki di atas pembaringan tersadarkan diri dalam keadaan yang tak ia inginkan. Dia menjadi makhluk yang paling rendah dan di takuti semua perempuan.

Sejak itu, gabriel, aku mengerti apa yang dirasakan Rodrigo tentang kehilangan-kehilangan--surap diri yang saat ini hilang kekuatan--atas cinta yang berpendar dari dalam dada, menghilang dan berpindah ke dada yang lain.

Rodrigo menyadarkan aku dari kisah tentang apa yang dialaminya saat mengenang kepergianmu yang sudah beberapa tahun ini. Maka aku akan sampaikan padamu, gabriel:tak ada cinta yang mesti dibangun dengan kebohongan-kebohongan juga dusta dan fitnah. Itu akan membunuh manusia.

Mungkin sampai di sini aku sudahi catatan kecil ini, gabriel. Hanya untuk sekadar mengenangmu dalam ingatan paling sunyi sesunyi sratus tahun itu. Maka pada kekasih yang pernah jatuh di pelupuk lara, gabriel. Aku akan selipkan seribu rindu dalam kesunyian. Tenanglah dirimu di alam sana. Sebab kau akan dikenang semua orang yang pernah menyentuh isi hatimu lewat binalnya jemari itu.

Salam gabriel.

Akhir November 2020
Kota Manise

Foto: Istimewa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun