Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ke-Manusia-an

30 September 2017   16:31 Diperbarui: 30 September 2017   16:36 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Etnik Rohingya melewari persawahan menuju perbatasan Myanmar-Banglades. Sindonews

Sedikit prolog:

Memang amarah tak akan bisa bertahan lama dalam bendungan kita. Iya tak ingin terus berkabung dalam asa---ingin berlari liara di antara langit semesta. Hal ini ku rasakan saat melihat beberapa berita, dan bahkan percakapan orang banyak tentang bagaimana hak di rampas tanpah perhitungan apapu. Dan pada akhirnya, yang dirampas harus menderita sepanjang hayat. Maka dari situlah amarahku ku luapkan pada sehelai puisi yang ku beri judul "ke-Manusia-an" ini. Puisi menceritakan tentang bagaimana kemarahanku ketika mendengar semua berita dan percakapan, bahkan diskusi-diskusi yang selalu aku dan beberapa teman lakuka. Terlebihnya, ini tentang apa yang aku rasakan soal Rohingya (etnik bagin Rakine, Myanmar).

Dan inilah pusi amarahku atas dunia yang selalu merampas hak hidup setiap orang:

ke-Manusiaan-an?

Tahukah kau, apa itu ke-Manusia-an?

Jika masih banyak hak yang tertelan nafsu dunia

Jangan pernah berharap

Kemanusiaan tak akan hadir untuk kita.

Maukah kau, ku ajarkan apa itu ke-Manusia-an?

Mari

Sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun