Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diminta Menjadi Pemateri Dalam Upgrading Multimedia SEF-Unsoed, Serunya Tuh Disini...

23 Mei 2021   23:27 Diperbarui: 24 Mei 2021   00:17 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.Pri Google Meet Multimedia Upgrading

Kurang lebih seminggu lalu, seorang mahasiswa jurusan hubungan internasional universitas Jenderal Soedirman Purwokerto mengirimkan pesan melalui Whassap. Dia  salah seorang public relations departement - Student English Forum. Inti dari pesan tersebut adalah apakah saya bersedia menjadi pemateri dalam up grading multimedia secara daring?.  Yes, of course, sebuah jawaban pasti saya berikan. Singkat kata akhir pekan kemarin siap tidak siap, saya seolah ditarik untuk melintas dimensi ruang dan waktu.

Kisaran Dua puluh tahun lalu, saya mengenal SEF (student english forum) sebagai salah satu unit kegiatan mahasiswa di universitas negeri yang terletak di kaki Gunung Slamet, Purwokerto. Unsoed, almamater yang telah memberi gelar akademik dibelakang nama saya. Tahun 2000-2002, dua tahun saya cukup familiar dengan sebutan sef-ers, tak beda jauh dengan istilah Kompasianers bukan?. Sebutan bagi pengurus/organizer SEF yang secara organisasi sudah menyerupai miniatur perusahaan. 

Pun untuk bisa menjadi pengurus SEF zaman itu, melalui serangkaian seleksi yang cukup ketat. Selain kemampuan berbahasa inggris, ada serangkaian tes layaknya mau masuk kerja. Dari tes tertulis model psikotes hingga interview/wawancara. Singkat kata saya sempat menjadi Sef-ers dengan posisi sebagai awak media departement. Be One step Foreward, merupakan Tagline SEF.

Selain Media Departement, SEF memiliki beberapa departemen terkait sebagai sebuah ruang aktualisasi ala mahasiswa. Antara lain Education  Departemen, Public Relations, Research dan Development, Debate, dan lain-lain. Sekretariat SEF atau disebut House of SEF memiliki lokasi yang istimewa. Letaknya tak jauh dari Gedung Soemardjito, sebuah gedung pertemuan tempat mahasiswa Unsoed diwisuda. Berada diantara perumahan dosen atau yang kerap disebut Perdos. Di belakang HoS merupakan lapangan basket. Sekelilingnya masih banyak tanah kosong yang ditumpui rumput dan perdu. Bahkan saat cuaca cerah dari belakang HoS, saat pagi hari tampak pemandangan menawan Gunung Slamet dari kejauhan yang cukup menawan.

House Of SEF (Dok.SEF)
House Of SEF (Dok.SEF)
Lain dulu tentu lain sekarang. Entah bagaimana ruang interaksi mahasiswa di unit kegiatan mahasiswa dengan english athmosphere itu sekarang Terlebih pandemi membuat mereka tidak bisa berinteraksi layaknya mahasiswa  era sebelum pandemi. Semua ruang akademik dilakukan secara daring. Sungguh saya tak sanggup membanyangkan menjadi mahasiswa di musim pandemi. Tidak ada Ospek, tidak bisa bertatap muka dengan dosen atau sesama teman mahasiswa. Pun tidak bisa bergaya sedemikian rupa menjadi aktifis kampus yang betah berlama-lama di sekre.

Sabtu 22 Mei yang seru. Google meet menjadi tools yang mempertemukan saya dengan para mahasiswa lintas fakultas- lintas jurusan yang tergabung menjadi pengurus SEF. Jujur, saya kurang familiar dengan tools google meet, karena selama ini banyak aktifitas digital menggunakan zoom,. Dan ketidakfamiliar-an saya tersebut cukup membawa kendala teknis ketika awal pembukaan forum, suara saya tidak bisa terdengar. Well, dibalik kecanggihan technologi komunikasi, kendala teknis sungguh masih bisa mempengaruhi. Sekitar 20 orang pengurus SEF yang ternyata berada di daerah masing-masing akhirnya bisa tersambung juga. 

Pada prinsipnya saya suka berbagi pengetahuan pun pengalaman. Namun saya sadar, kapasitas saya masih jauh ketika harus dianggap sebagai pemateri/narasumber. So, saya pun berupaya menjadikan forum S3 (Sabtu Seru-nya SEF) sebagai ajang sharing session. Saya bukan dosen (meski dulu sempat kepikiran juga untuk mengajar), Saya belum jadi public figure ternama, Saya dikenal oleh mereka sebagai lifestyle blogger. Itupun berkat kepercayaan tim KOmpasiana yang memunculkan saya dalam Program Kata Netizen Kompas TV akhir April lalu.

So? Here I am, I am not Journalist. Itu kata bertama yang saya tekankan pada teman-teman pengurus SEF. Dulu saya sempat belajar tentang Jurnalistik selama kurang lebih 5 tahun di Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed. pun aktif di lembaga Pers Kampus Sketsa. selain menjadi bagian dari Media Departemen of SEF dengan majalahnya Voice Of Sef (VoSEF).  Secara kelembagaan saya belum pernah terikat dengan perusahaan media manapun, Meski tahun 2010 bernah ditawari bergabung di radar Tegal. 

Lantas saya harus bicara apa ketika teman-teman PR Departement of SEF menyodorkan tema upgrading multimedia : "Improving Your Writing Skill By Finding New JOurnalism Insight"? Lets learning together.  Belajar dari pengalaman dan tantangan selama saya menekuni dunai tulis menulis digital, saya pun sharing pengalaman. 

Saya membuat dikotomi antara membuat tulisan jurnalistik (Reportase Media mainstream) dengan menulis kreatif base on multimedia/digital platform. Rumus 5 W+ 1 H tetap saya sampaikan, mengingat itu satu-satunya teori jurnalistik yang masih saya ingat. ahahhhaha Lets laugh. Agar tidak terlalu kaku, saya memancing peserta upgrading untuk speak up. Menanyakan apakah ada yang punya blog? beberapa menjawab pernah punya, tapi tidak aktif. Akhirnya saya geser ruang multimedia dari web/blog ke social media.

Saya tidak membatasi ruang sebagai tempat menulis. Pun saya menjadikan facebook/instagram sebagai media yang bisa digunakan untuk melatik skill menulis. Berawal dari sebatas curhat, kemudian menjadi cerita. Tak mengapa, asal tidak menghujat dan melakukan ujaran kebencian. Hingga akhirnya saya mengenalkan sebuah seni menulis, yang banyak saya pelajari selama bergelut menjadi kompasianers. kang Pepih Nugroho, selaku Pendiri Kompasiana memberi saya banyak makna untuk belajar tentang story telling atau pun dalam kaidah Jurnalistik zaman old sedikit banyak orang   menulis dalam bentuk Feature.

to be continued...

(bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun