Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Local Genius yang Siap Menjadi Poros Musik Dunia Itu Bernama Sound Of Borobudur

16 Mei 2021   23:39 Diperbarui: 16 Mei 2021   23:44 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber :https://japungnusantara.org/

Menuliskan narasi Sound Of Borobudur membutuhkan inspirasi dan kemampuan merangkai kata tingkat dewa. Berawal dari kalimat yang cukup menohok bahwa Borobudur tidak sebatas dimaknai sebagai tumpulkan batu untuk latar belakang selfi, saya membuka ruang kesadaran penuh untuk menelisik apa dan bagaimana sound of Borobudur sebagai satu titik mahadaya peradaban lintas zaman.  Lebih dari 5 x berkunjung ke Borobudur nyatanya saya masih saya belum mampu menjadi pewaris beradaban dari para leluhur. Semoga dengan turut serta menuliskan narasi sound of Borobudur ini menjadi langkah kecil saya  turut serta untuk menggaungkan Sound of Borobudur sebagai sebuah gerakan kebangsaan yang berkelanjutan. Menggoalkan Borobudur pusat musik dunia, sungguh sebuah keniscayaan.

Jalan panjang mewujudkan Sound of Borobudur sebagai satu kesatuan utuh hingga dapat diperdengarkan bahkan dijadikan sebagai warisan budaya yang mengejawantah tentu jauh dari kata mudah. Dinding relief karmawibangga hingga jataka yang selama ini sunyi, oleh para pemiliki dharma yang bertalenta kini mampu menjadi instrumen bunyi-bunyian melalui serangkaian proses kolaborasi. Tiga pengampu Utama Sound of Borobudur yakni Purwa Tjaraka, Tri Utami dan Dewa Budjana tentu tidak sendiri. Sebagai sebuah gerakan kebangsaan, Sound Of Borobudur tentu turut serta membuka ruang dan melibatkan para arkeolog, anthropolog, Akademisi hingga musisi dan pelaku seni budaya lokal lintas daerah dari berbagai pelosok negeri.

kunjungan TIm SOB sumber https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
kunjungan TIm SOB sumber https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Yakin saya Bunyi-bunyian itu lahir dari kajian akademik, spiritual dan ekperimental etnomusikologi dari masing-masing ahli yang telah berkontribusi nyata bisa kita dengar sebagai sebuah musik semesta. Di dalamnya tidak sekedar terdiri dari notasi not yang menjadi orkestra semata, melainkan sebuah karya lintas dimensi dari abad ke 8 hingga kini. Sympony yang mengalun dalam sound of borobudur menjadi musik semesta yang mengantarkan kita pada kedalaman alam sadar manusiam bahwa kita diciptakan untuk menjadi insan mulia penuh dharma, kasih terhadap sesama. Harmoni yang tercita antar nada menyiratkan sebuah kerinduan akan jati diri bangsa. 

Berbicara tentang Sound of Borobudur tentu tidak saja berbicara tentang orang perorang ataupun sekelompok golongan semata. Gaung Sound of Borobudur yang memiliki goal menjadi pusat musik dunia wajib membumi dan menjadi diterima oleh semua lapisan masyarakat, diluar pecinta musik itu sendiri. Seperti halnya gamelan, gending, campursari yang telah banyak dikenal masyarat, Sound of borobudur harus mampu menjadi gerakan budaya yang inklusif. Bermula dari sebuah konser Hybrid sebagai rangkaian dari seminar dan lokakarya 8-9 April 2021, sound of Borobudur yang menurut saya merupakan musik semesta ini harus terus dikumandangkan dan siap  menjadi poros musik dunia

Sengaja saya menggunakan istilah poros musik dunia dalam tulisan ini. Sebab dalam pendapat saya, istilah poros mencipta makna yang jauh lebih aktif dibandingkan dengan pusat. Poros musik juga mampu membuka makna sebagai pemersatu dengan posisi yang lebih egaliter dibandingkan dengan istilah pusat itu sendiri. Sound of Borobudur sebagai Poros musik dunia akan mampu tampil sejajar dan mengharmonisasi musik-musik yang terlebih dahulu dikenal baik yang bersifat etnomusik hingga musik modern. 

tangkap layar salah stau relief musik di Candi Borobudur dok. reliefcandiborobudur.com
tangkap layar salah stau relief musik di Candi Borobudur dok. reliefcandiborobudur.com
Membuat dan mereplika 21 alat musik yang bersumber dari relief candi Borobudur bukan semata menjadi karya cipta bidang musik saja. Ada senyawa nusantara yang masuk dari berbagai sisi baik itu elaborasi bahan, design bentuk alat musik hingga inspirasi seni budaya lokal dari beberapa suku bangsa di Indonesia. Nyatanya aneka jenis musik itu memiliki kemiripan bahkan bentuk yang otentik  dengan beberapa musik di beberapa penjuru nusantara. Tak hanya Jawa, Sunda,Bali,  Kalimantan bahkan mungkin di pedalaman Papua sana. Pun ternyata alat-alat musik serupa dari  negara-negara di belahan dunia tanpa kita ketahui sebelumnya.

Sound of Borobudur  tak hanya akan menjadi poros musik dunia, melainkan jendela tempat anak bangsa melihat cakrawala peradaban bangsa nan adiluhung. Sebuah proses penelusuran dan transfromasi nilai peradaban bangsa melalui storynomic tourism. Lets Imajine, manakala kita datang ke Borobudur dan menelusur mahakarya Borobudur tiap lantainya dengan diiringi bunyi-bunyian borobudur. Atau saat kita mendarat di Bandar udara Yogyakarta/ Semarang sebagai akses masuk menuju kawasan Borobudur disambut oleh musik semesta sound of borobudur. Pun menjadi musik yang diperdengarkan di  hotel/restaurant yang menjadi stakeholder wisata Borobudur. Tentu akan bertambah energi untuk terus menggaungkan Sound of Borobudur hingga benar-benar mampu menjadi poros musik  dunia.

https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
tangkap layar pembukaan seminar dan lokakarya SOB https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
tangkap layar pembukaan seminar dan lokakarya SOB https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
tangkap layar pembukaan seminar dan lokakarya Sound of Borobudur https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
tangkap layar pembukaan seminar dan lokakarya Sound of Borobudur https://www.youtube.com/watch?v=r2wl3F3XF0Q
Kelak Sound Of Borobudur akan tampil sebagai poros musik dunia yang akan diperdengarkan di pelbagai belahan dunia. Menjadi pembuka konser para musisi legendaris baik di dalam atau pun luar negeri. Menjadi back song dari iklan pariwisata Wonderful Indonesia yang akan kian memanggil wisatawan manca untuk berkunjung meramaikan kembali dunia pariwisata pasca pandemi tertanggulangi sepenuhnya. Pun tidak menutup kemungkinan menjadi konser musik virtual paling spektakuler dengan melibatkan beberapa alat musik serupa dari beberapa penjuru dunia. Sebut saja India dengan alat musik Bansuri, Ghatam, Mridangam, Tabla;  Pun China dengan Pipa,  Sheng, Bo;  Dombra dari Myanmar, Ud fari Turkey, Lute dari Inggris,  Biwa  dari Jepang,  Oud dari Saudi Arabia,  Small Djembe dari Mali- Afrika Barat, Marimba dari Kongo/Tanzania, Balafon dari Gabon dan banyak lagi.

Kiranya sound of borobudur menjadi darma ditengah pandemi yang melanda, maka menjadi sebuah keniscayaan manakala sound of borobudur menjadi menjadi sebuah jalan seribu kebaikan. Konser virtual amal  untuk bantuan kemanusiaan dunia bukan semata mengganungkan bunyi-bunyian Borobudur melainkan menjadi tuntutan darma setiap manusia untuk saling menguatkan, saling memberi support melalui musik semesta yang membuat semua orang akan kembali bangkit, bersemangat dan terus berkarya sesuai dengan kepribadian dan jatidirinya. 

Sound of Borobudur bukanlah musik magis dan lantunan mantra, namun energi murni yang berasal dari dimensi waktu saat kejayaan masa lalu itu kembali mewujud, semesta akan membuka ruang kesadaran tiap manusia akan makna kehidupan yang lebih baik. Harmoni alat musik tiup, perkusi ,genta dan lainnya  dalam bunyi-bunyian Borobubur mampu membangkitkan optimisme dalam relung jiwa.

Teruslah bergema Sound Of Borobudur. Kolaborasi yang berkelanjutan dan melibatkan banyak kalangan diluar pelaku seni budaya akan banyak dibutuhkan agar transformasi nilai kebaikan melalui musik berlangsung terus menerus tanpa putus. Sound of Borobudur menjadi babak baru blantika musik semesta yang akan melanglang buana, memberi kesejukan bagi semesta. Layaknya bunyi-bunyian yang menjadi bagian dari seni yang universal, sound of Borobudur menjadi simfoni lintas iman, lintas kepentingan, lintas budaya yang justru akan mengharmonisasikan berbedaan menjadi langgam musik yang indah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun