Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

#JanganMudikDulu, Sayangi Diri dan Keluargamu

21 Mei 2020   23:35 Diperbarui: 21 Mei 2020   23:30 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Nusaperdana.com

Lebaran tahun ini masih berencana mudik? Jangan dulu deh. Sudah tahu kan peraturan larangan mudik yang resmi oleh pemerintah? Belum lagi pemberlakukan PSBB di beberapa wilayah. Duh, tahan diri dulu saja. 

Toh silaturahmi lebaran nanti masih bisa komunikasi lewat video call. THR buat kerabat kirim saja melalui transfer. Semua aman semua nyaman.

Mudik di musim pendemi seperti ini besar taruhannya. Apalagi kita yang beraktifitas di zona merah, Jakarta misalnya. Rawan banget menjadi pembawa virus yang akan memperluas mata rantai penyebaran covid 19, si super mungil yang tak kasat mata.

Sudah banyak ceritanya kan jika ada yang nekat mudik tanpa mentaati prosedur tetap memutus mata rantai berupa karantina selama 14 hari. Niat mulia bertemu sanak saudara berubah jadi bencana dan mata bahaya.

Mari kita mencoba simulasi cerita ala saya, jika masih ada yang nekat mudik. Lets imajine, Fulan saat ini berada di Jakarta. Tepatnya di kelurahan Kramat Jakarta Pusat. Sehari-hari Fulan tetap beraktifitas seperti biasa tanpa sadar bahwa wilayahnya merupakan salah satu kawasan zona merah. Fulan nekat mudik ke kampung halamannya di Surabaya. 

Tak ada kereta api jarak jauh yang bisa mengantarkannya kembali ke kampung halaman, seperti lebaran sebelumnya. Terlebih bus antar kota antar propinsi yang selama ini ia andalkan. Fulan tetap nekat.

 Dia bersikeras mudik bersama rombongan menyewa truk angkutan barang dengan skenario mengelabuhi petugas kepolisian yang melakukan pemeriksaan di jalan.

Pertama, biaya sewa truk jauh lebih mahal hingga 3 x lipat dari biasanya. Fulan jelas sangat dirugikan secara finansial dari segi bea transportasi. 

Kedua, Fulan dan rombongan melakukan perjalanan dengan tidak nyaman. Dijamin tidak bisa beristirahat selama perjalanan. Ditambah udara yang pengap akibat truk yang tertutup terpal dengan ruang gerak yang terbatas, membuat daya tahan tubuh Fulan dan rombongan menurun.

Ketiga, Fulan dan rombongan berada dalam tekanan yang bisa mengakibatkan stress akibat takut terkena razia mudik petugas. Hal itu semakin membuat imunitas tubuh menurun. Belum lagi mereka tidak bisa menjaga kebersihan tangan selama perjalan mudik yang dipaksakan.

Keempat, Fulan dan rombongan terjaring patroli keamanan PSBB lintas wilayah. Polisi berhasil membuka paksa terpal truk dan menemukan Fulan dan kawan-kawannya yang jelas melanggar Permenhub nomor 25/2020. Sanksi hukum dari mulai Tipiring (tindak pidana ringan) yang mengharuskan mereka mendapat hukuman fisik hingga sanksi pidana dan denda maksimal 100 juta pun menjadi taruhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun