Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demi Uang Jajan, Anak-Anak ini Rela Mengecat Seluruh Badan

15 Desember 2019   15:14 Diperbarui: 15 Desember 2019   19:09 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri Bersama @Eza yang mengecay selutuh badan

"Ini siapa yang nge-cat ? Apa enggak lengket?"

"Sendiri", jawabnya sembari menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan kedua 

Sambil memegang ujung rambutnya yang berkilau karena warna metalik yang melekat, saya  kembali bertanya

"memangnya ini bisa ilang kalo mandi apa keramas?, 

"Bisa, Mandi sama keramasnya pake s**light" seolah bangga dia begitu jelas menyebut merek cairan pencuci piring beraroma jeruk nipis itu.

 Ya ampun, batin ini semakin ngenes dengan jawaban Eza. Entah mereka memiliki ide dari mana untuk menjadikan diri mereka sebagai show-case yang cukup atraktif dilihat orang banyak, untuk kemudian menjadi jalan meraup rupiah kecil-kecilan. Biasanya hal serupa banyak dilakukan oleh mereka para pelaku seni. hal serupa pernah saya jumpai di kawasan Kota Tua Jakarta atau Malioboro Jogja, namun bukan anak-anak kecil pelakunya.

dok.pri Eza
dok.pri Eza
dok.pri Eza
dok.pri Eza
dok. pri Ez
dok. pri Ez
Rasa penasaran terus menyelinap. Dan pertanyaan demi pertanyaan terlontar meski jawabannya tidak membuat saya puas. Seperti saat Eza memberi tahu bahwa dia dan teman-temannya memberi cat seharga Rp 30.000, bisa dipakai untuk 2 anak kecil. Atau saat aku bertanya berapa rupiah yang bisa mereka dapat dalam sehari.

"Kalau sepi dapat 50 ribu, kalau lagi rame bisa sampai 100 ribu"  Jawaban mereka sudah seperti jawaban para pedagang saja.

Hingga pertanyaan pamungkas terhadap mereka adalah untuk apa uang yang mereka dapatkan?Buat Jajan, sebuah Jawaban yang teramat sederhana mengucur dari mulut anak-anak di sudut ibukota. Sungguh, saya tidak dalam kapasitas sebagai pribadi yang bisa membantu mereka secara lebih. Apalagi bermaksud menggalang bantuan untuk mereka. Tidak, ketimpangan sosial khususnya yang menimpa mereka dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa di jalanan tidak akan selesai hanya dengan memberi charity dan charity, dari bantuan makanan, pakaian, hingga aneka kebutuhan lainnya.

Harus ada ruang kebijakan yang efektifitas pemberlakuannya dipertanyakan. Sinergi lintas kelembagaan untuk lebih aktif peduli hingga menanggulani. Bukan saja ditingkat Kota/Propinsi atau malah Pusat. Tapi ini sebuat realitas atas gambaran, bahwa selama ini kebijakan dan implementasi atas nama kesejahteraan sosial khususnya menyangkut anak-anak belum maksimal adanya.

Belum lagi ada efek kesehatan  akibat cat yang mengandung bahan kimia melekat pada kulit mereka dibalik uang jajan yang didapatkan.

salam damai penuh kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun