Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

OTT Romi, Jokowi Tak Ingkar Janji Perangi Korupsi

19 Maret 2019   07:37 Diperbarui: 20 Maret 2019   00:12 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak ada angin tidak ada hujan, sosok ketua salah satu partai Islam kena OTT KPK . Operasi tangkap tangan tersebut dilakukan di kantor kanwil keagamaan Siodarjo Jawa Timur. Kejadian itu sontak membuat gempar dunia perpolitikan. Terlebih ketua umum Partai persatuan pembangunan ini msuk dalam lingkar tim kampanye nasional Presiden incumbent. 

Korupsi yang dilakukan Romahurmuzy atau yang kerap di panggil Romi ini jelas tidak ada hubungannya dengan Jokowi. Tindakan itu murni urusan pribadi dan sedikit banyak melibatkan jejaring partainya. OTT Romi menjadi dua mata pisau tersendiri menjelang pilpres 2019. 

Mata pisau pertama kerap digunakan oleh lawan politik untuk menurunkan citra Romi yang terlibat dalam timses pilpres. Dan mata pisau kedua justru semakin menegaskan posisi Jokowi yang tidak akan ingkar janji memerangi korupsi.

Lantas sejauh mau penangkapan Romi ini berpengaruh terhadap elektabilitas kandidat presiden yang didukungnya?.Tentu tidak akan sedrastis itu. Toh sedari awal, soliditas PPP tidak pernah utuh tercipta. Perjalanan politik khususnya di gedung DPR RI mencatat posisi PPP jauh-jauh hari berada di koalisi Prabowo.

 Partai kawakan tersebut kemudian mengalami perpecahan internal sebagai imbas dari pilprs 2014 lalu. Kasus Suryadharma Ali yang kala  itu menjabat sebagai ketua umum menjadikan Romy yang sebeumnya menjabat sebagai sekjend tampil melenggang memimpin partai. 

Di tangan Romy, partai bernuansa hijau tua itu mengalami transformasi. Gaya Romy yang sedikit gaul menggeser image PPP menjadi lebih terbuka dan menyesuaikan perubahan zaman menjadi lebih kekinian.

Sepak terjang Romy tidak begitu saja memadamkan api perpecahan. Kepemimpinan Romy terus menngalami rong-rongan internal. Gerakan Jan Faridz sebagai ketua umum PPP versi muktamar Jakarta. 

Meski akhirnya mundur, Jan Faridz memiliki penerus untuk terus menggerus kepemimpinan Romi. Hingga muncullah Humprey Djemat sebagai sosok yang menandingi Romy. PPP sempalan pimpinan Humprey Djemat bahkan melalukan deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Sandi.

Romy, Ketua DPP yang tengah mengalami turbulensii kepemimpinan secara internal. Dia memiliki tanggung jawab untuk tetap mempertahankan posisinya. Pada pemilu 2019 tanggung jawab untuk mempertahankan konstituen menjadi semakin berat baginya. 

Berebut suara akar rumput bukan saja bagi mereka yang menjadikan PPP sebagai kendaraan politik menuju senayan. Melainkan menjaga suara akar rumput pada pilpres 2019. Dan itu semua tidak cukup hanya dengan retorika semata. "Jer Besuki Mawa Bea", tanggung jawab romy bukan saja sebatas ketua umum yang hanya bisa main tunjuk melainkan juga sebagai tulang punggung partai.

Lelaki yang pada bulan September nanti genap berusia 45 itu kini tengah menui badai. Maklum sejak menjabat sebagai anggota DPR RI tercatat hanya 1 kali Romi melaporkan harta kekayaan (LHKPN). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun