Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Srikendi Mencari Cinta Episode Persiapan Lamaran

12 Januari 2019   23:20 Diperbarui: 13 Januari 2019   01:02 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Karya sasmitawinata-barli-mutual-art

Dan benar saja, selang beberapa menit terdengar tawa bersamaan diikuti kalimat salam. Parno merasa lega. Sebentar lagi misi yang ia emban akan terselesaikan. Kantong platik hitam yang didalamnya terdapat lembaran kertas titipan Srikendi dia rapikan. Parno beringsut dari tempat duduknya. Seketika berdiri ketika bapak-bapak bersegaram aparat keluar dari pintu balai desa menuju kendaraan yang mereka parkir. Reflek, tangan Parno melakukan gerakan hormat. Bapak bersegaram yang melihat Parno membalas dengan lambaian tangan disertai senyuman.

Diiringi bunyi laju mobil, Bapak aparat berlalu menjauh dari pusat tata kelola sistem kemasyarakatan Desa Gagah Dara. Menyusul beberapa tokoh masyarakat yang ikut berlalu mengendarai sepeda motornya. Pun lelaki berseragam safari berwarna cokelat susu dengan kumis tebal lagi berpeci hitam. Pak Dasir, Ki Lurah alias kepala desa tampak menstater motor CB nya dengan suara knalpot yang menambah siang terasa kian lantang.

Sopan parno mengetuk pintu balai desa. Terlihat Rahmat, pemuda yang dipercaya menjadi Pak Aman desa masih duduk bersama dua orang pamong desa lain. Masing-masing Ahmad yang bertugas sebagai ulu-ulu. Dan mbah Hasan yang sejak dulu hingga sekarang bertugas sebagai Lebe.

"Kulo nuwun..." demikian Parno beruluk salam

"Monggo..." hampir bersamaan ketiga pamong desa menyambut salam Parno

"Kang Carik ???" maksud Parno mencari tokoh penting sang sekretaris Desa

Rahmat yang mengetahui keberadaan Pak Carik, langsung menunjuk ke ruang dimana orang yang dicari berada

Dengan badan membungkuk, Parno seolah meminta ijin kepada ketiga pamong untuk menemui Pak carik diruangannya

"Kang..." Parno menyapa dari pintu ruangan yang terbuka  tempat pak carik berada 

"Eh No...sini ..duduk" Lelaki yang tengah makan asam garam pemerintahan desa itu lekas menyuruh Parno duduk di kursi yang berada di hadapnnya

Hanya dibatasi meja kerja, dua lelaki itu langsung mengarah pada sesuatu yang serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun