Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Perangkai Kata, Penikmat Citarasa Kuliner dan Pejalan Semesta. Pecinta Budaya melalui bincang hangat, senyum sapa ramah dan jabat erat antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Srikendi Mencari Cinta Episode Persiapan Lamaran

12 Januari 2019   23:20 Diperbarui: 13 Januari 2019   01:02 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Karya sasmitawinata-barli-mutual-art

"Duh Gusti..paringono sabar" lirihnya

"No...Parno..." Lantang mbok lurah memanggil pesuruh kepercayaan

Laki-laki tinggi dengan perawakan ceking itu muncul tergopoh

"Nggih Bu" seketika Parno sigap dan siap menjalankan perintah mbok lurah

Lengkap mbok lurah memberi arahan atas apa yang harus Parno lakukan.

Parno yang sudah mengabdikan diri sejak kali terakhir mbok lurah menjabat, langung menunaikan apa yang harus dilakukan demi tetap berlangsungnya acara lamaran antara Srikendhi dan Thoyib.

Kaki panjangnya bergegas mengayuh sepeda ontel menuju balai desa. Lembaran kertas yang dia bawa, dimasukkannya dalam tas plastik  berwana hitam. Dicantelkan di sisi kiri pegangan setang. Peluhnya mengucur membasahi kemeja berbahan tipis yang warnanya telah memudar. Parno begitu semangat untuk menyambut acara malam nanti. Sebab mbok lurah memberinya baju baru yang bagus dalam ujuran lelaki yang bernama lengkap Suparno itu.

Tiba di depan balai desa, Parno menghentikan kayuhan sepeda. Kendaraan roda dua tanpa motor itu dia tuntun memasuki pelataran yang sudah setahun ini dipasang paving block. Dana desa merubah wajah pembangunan di Gagah Dara. Berbeda dengan jaman ketika mbok lurah masih menjabat dulu. Hanya kas desa tyang berasal dari tanah bengkok yang menjadi harapan atas laju pembangunan. Selebihnya dari gotong royong warga yang dengan suka rela menyokong kepemimpinan mbok lurah yang arif bijaksana. 

Seksana Parno melihat sekitar. Beberapa sepeda kayuh berbaris rapi. Jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Begitupun Sepeda motor yang terparkir di halaman pusat pemerintahan desa yang sudah hampir setengah abad dia tinggali. Ada pula kendaraan roda empat dengan logo aparat keamanan. Benar kata mbok Lurah, ada rapat di Balai Desa. 

Memasuki serambi bangunan yang baru selesai di pugar , Parno menajamkan pendengaran. Bukan bermaksud nguping. Tapi Parno harus menjalankan pesan mbok lurah bahwa missi yang dia emban untuk menyampaikan titipan lembaran kertas dari Srikendi untuk Kang Carik, jangan sampai menjadi konsumsi publik penghuni balai desa yang lain. Mbok Lurah tidak ingin, ada kesan mempertahankan kekuasaan setelah mbok lurah tidak lagi menjabat dengan tetap menjadikan Kang carik sebagai bawahannya seumur hidup,

Langkah Parno pun tertahan hanya sampai di teras samping balai desa. Dia duduk di sebuah bangku kayu tempat beberapa pamong desa kerap merokok saat ada waktu luang dan tidak ada pekerjaan. Dalam batin, Parno berharap rapat lekas selesai. Sebab acara malam lamaran alias tunangan Srikendi malam nanti tinggal hitungan jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun