Mohon tunggu...
Tamariah Zahirah
Tamariah Zahirah Mohon Tunggu... Penulis - Guru di SMPN 3 Tambun Utara

Menulis salah satu cara menyalurkan hobi terutama dalam genre puisi dan cerpen. Motto : Teruslah menulis sampai kamu benar-benar paham apa yang kamu tulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Guru di Rumah

28 November 2022   01:11 Diperbarui: 28 November 2022   01:12 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ouh iya, satu lagi. Jangan lupa laksanakan salat dua rakaat sebelum subuh. Karena banyak sekali keutamaan salat qobliyah subuh, salah satunya lebih baik dari dunia dan isinya. Sungguhlah merugi jika kita melewati waktu-waktu itu." 

Fawas dan Sahnaz tertunduk diam, masih mendengarkan dengan setia nasihat bundanya. Dan mereka pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan, bersiap-siap melaksanakan salat Subuh. 

***

"Anak-anak Bunda sini, Sayang!" seru Rini dari beranda rumahnya seusai menjalankan salat Maghrib. Kedua anaknya perlahan menghampiri. 

"Ayo kita, mengaji bersama. Dulu itu menjadi kebiasaan ayah kalian, semasa hidupnya. Setiap salat Magrib pasti kita dikumpulkan di beranda ini. Ayo kita hidupkan kembali!" Rini memberi semangat untuk anak-anaknya. Keduanya pun sudah siap memegang Al-Qur'an di tangan dan mulai membaca perlahan-lahan. 

Suara syahdu lantunan ayat suci menggema di rumah penuh kebahagiaan itu, menyejukkan hati setiap yang mendengarnya. Ada makna tersirat di setiap ayat yang tertulis. Hanya orang-orang yang memiliki keikhlasan hati dan keimanan yang kuat, mampu memaknainya lebih dalam, sehingga bergetar setiap kali disebut nama-Nya. 

Suara Fawaz dan Sahnaz terdengar begitu merdu, dan bacaannya sudah terlihat rapi. Mungkin karena di sekolahnya lebih dominan mengajarkan Tahfiz dan baca tulis Al-Qur'an. Tidak sia-sia Rini memasukkan kedua anaknya di sekolah yang mengutamakan pendidikan akhlak dan agama. 

***

MasyaAllah sungguh indah pelajaran yang diberikan oleh Rini kepada anak-anaknya. Setiap tingkah laku dan ucapan mereka selalu diiringi dengan nasehat yang baik, serta mengacu kepada dalil religi. Semua berkat kerja kerasnya menimba ilmu di mana saja. Kesungguhannya ingin menjadi orang tua yang salehah begitu terlihat. Apalagi kini ia sudah mantap memakai hijab syar'i dan menanggalkan kesibukan duniawi yang selama ini kerap melalaikannya. 

Pilihan hidup yang Rini ambil ternyata telah menuntunnya ke jalan yang Allah ridai. Secara tidak langsung memberikan kedamaian di hatinya. Rini tak lagi berpikir bagaimana masa depannya dan anak-anaknya? Alhamdulillah Allah memberikan jalan di setiap kesulitan yang ia hadapi. Hingga sampai detik ini Rini masih bisa menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Usaha mandiri yang dirintisnya selepas keluar dari perusahaan, berbekal uang pesangon yang didapatkannya berjalan lancar. Rini sekarang lebih banyak waktu untuk keluarganya. Anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan memiliki akhlak yang baik, karena selalu ada bunda yang hebat di sampingnya. 

Satu tahun kemudian ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun