Mohon tunggu...
Rahmi
Rahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student Of The State Islamic University Maulana Malik Ibrahim of Malang

Long Life Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Penanaman Perilaku Prososial kepada Anak Usia Dini

30 November 2022   22:14 Diperbarui: 30 November 2022   22:31 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source: orami

Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul sebagai bentuk dari adanya kontak sosial pada tiap individu. Menurut istilah para ahli, perilaku prososial merupakan hasrat untuk menolong orang lain tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri. 

Perilaku ini berupa tindakan yang menguntungkan orang lain, yang secara konkrit meliputi tindakan berbagi (sharing), kerjasama (cooperation), menolong (helping), kejujuran (honesty), dermawan (generously) serta mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. 

Secara ringkas, prososial ini sendiri merupakan perilaku yang mempunyai tingkat pengorbanan tertentu yang tujuannya memberikan keuntungna bagi orang lain baik secara fisik maupun psikologis, menciptakan perdamaian dan meningkatkan toleransi antar sesama namun tidak ada keuntungan yang jelas kepada individu tersebut.

Dalam perkembangannya, adanya emosi prososial yang dominan pada diri anak menjadi aspek penting bagi perkembangan nilai moral maupn perilakunya secara mendasar.hal ini dikarenakan emosiprososial ini berkaitan erat dengan emosi-emosi yang berkaitan dengan empati, yakni simpati dan tekanan pribadi.

Apa itu empati?

Empati sendiri merupakan tambahan respons afektif yang berasal dari ketakutan dan pemahaman akan keadaan atau kondisi emosional oranglain. Misalnya anak melihat orang lain bersedih, anak ini turut merasakan kesedihan tersebut, hal ini yang disebut sebagai empati. Atau yang lebih lazimnya adalah mampu merasakan apa yang orang lain rasakan.

Apa itu simpati?

Simpati adalah respons afektif yang berasal dari empati, tetapi juga kemungkinan berasal dari proses kognitif lainnya. Simpati terdiri dari perasaan yang menimbulkan kesedihan karena kepedulian terhadap oranglain. 

Tetapi bukan karena merasakan hal yang sama, karena simpati adalah tanggapan afektif yang juga memiliki dasar kognitif, itu berasal dari pengambilan perspektif atau manfaat dari proses kognitif lainnya, seperti mendapatkan kembali memori tentang bagaiaman dulu perasaan saat mendapatkan emosi yang sama. Perasaan ini lebih sering terefleksikan dalam bentuk iba dan kasian atas apa yang terjadi pada orang lain, dan dorongan untuk turut membantunya.

Jadi, simpati seringkali berasal dari hasrat empati, tetapi empati tidak diperlukan untuk mengalami simpati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun