Mohon tunggu...
Talitha Rahmi Prihandwi
Talitha Rahmi Prihandwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Semester 3.

Saya memiliki ketertarikan pada bidang sastra dan kesenian.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Perkumpulan Seni dalam Upaya Lestarikan Kesenian Lokal

23 Desember 2022   20:59 Diperbarui: 23 Desember 2022   21:04 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Instagram/@sanggar.tonggak)

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keseniannya. Tak jarang juga berbagai kesenian lokal menjadi sorotan dan mendapat perhatian dari masyarakat internasional. Mudahnya akses sosial media untuk berinteraksi serta memberikan pengalaman baru  dan tempat-tempat pagelaran seni yang semakin marak kita jumpai, menjadi cara positif untuk dapat menyebarkan dan melestarikan kesenian di Indonesia. 

“Saat ini pameran dan pagelaran seni bisa kita jumpai di mana saja. Pembawaannya juga menarik dan tidak kaku, sehingga membuat kita yang menonton itu merasa minat dan ketagihan. terus banyak menjadi omongan di media sosial yang membuat kita penasaran,” ungkap seorang mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Aulia, Senin (19/12/22). 

Hal ini tentu saja tidak terlepas dari para pelaku seni yang berkontribusi di belakangnya. Para pelaku seni masih menunjukan eksistensinya pada masa sekarang. Terlebih lagi pada sekarang ini kita dapat menjumpai banyak perkumpulan atau komunitas seni yang menaungi mereka. Adanya perkumpulan atau komunitas seni yang bertahan dan terus berkembang pada saat ini, selain dapat menjadi wadah bagi pelaku seni, ternyata juga dapat menjadi media edukasi, sosialisasi, penyalur minat bakat, dan mengasah kemampuan diri bagi masyarakat umum. Sehingga memungkinkan untuk menjadi sebuah pelopor dan penggerak guna menyatukan kembali masyarakat supaya semakin sadar terhadap kelestarian seni dan budaya lokal.  

Banyak jenis dari perkumpulan seni yang dapat menjadi pilihan bagi masyarakat umum untuk bergabung dan mendapatkan edukasi kesenian. Pada sekolah menengah atas kita dapat menjumpai berbagai macam ekstrakulikuler seni di antaranya seperti tari tradisional, ratoeh jaroe, seni musik tradisional, dan masih banyak yang lainnya. Di Tangerang Selatan, ada salah satu ekstrakulikuler yang kerap kali menorehkan prestasi yaitu Ratoeh Jaroe dari SMAN 6 Tangerang Selatan, yang memiliki ciri khas nama Seimore. Dalam waktu dekat ini mereka berhasil mendapatkan juara 1 pada perlombaan Ratoeh Jaroe dengan RBN Production sebagai pihak penyelenggara dan Juara 3 lomba piala tetap Dinas Kebudayaan DKI Jakarta. Bukan hanya itu saja, mereka juga kerap terlihat pada tiga besar perlombaan Ratoeh Jaroe se-Jabodetabek maupun nasional. Hal ini tentu menjadi penambah prestasi bagi murid dan mendekatkan mereka pada seni di Indonesia. 

“Dari sini kami mendapatkan banyak hal yang bermanfaat. Kami dapat mempelajari budaya tari tradisional Indonesia, memperluas wawasan, menambah soft skill seperti leadership, komunikasi bersama tim, manajemen keuangan dan waktu untuk latihan,” ujar Novi Febriyanti, Sekretaris 2 pada ekstrakulikuler tersebut Kamis (22/12/22).

Sumber: Dokumen pribadi milik Seimore, Ratoeh Jaroe SMAN 6 Tangerang Selatan
Sumber: Dokumen pribadi milik Seimore, Ratoeh Jaroe SMAN 6 Tangerang Selatan

Walaupun pada sekolah menengah atas hanya terbatas untuk murid yang bersekolah di sana, masyarakat tidak perlu merasa khawatir. Masih banyak perkumpulan seni di luar sana yang menerima anggotanya dari berbagai macam latar belakang dan tidak membatasi usia. Seperti salah satunya yaitu Sanggar Tonggak maupun LSMI. 

Sanggar Tonggak dan Lembaga Seni Mahasiswa Islam (LSMI) merupakan wadah atau perkumpulan dari anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berminat pada bidang kesenian, dengan berada di bawah naungan HMI cabang Ciputat. LSMI sudah aktif sedari tahun 1960-an. Pada LSMI sendiri hanya anggota dari HMI saja yang dapat bergabung. Namun untuk Sanggar Tonggak masih bisa menaungi masyarakat umum yang ingin bergabung. Program dan kegiatan yang tersedia pada Sanggar Tonggak maupun LSMI ini di antaranya yaitu seni rupa, seni musik, dan seni peran. Kita dapat melihat dan mengikuti kegiatan yang mereka lakukan melalui akun Instagram @lsmiciputat dan @sanggar.tonggak. Jadwal latihan rutin juga biasanya bertempat di Aula Insan Cita, Pesanggrahan, Ciputat, setiap tiga hari dalam seminggu. Senin untuk latihan seni musik, selasa untuk seni rupa, dan kamis untuk seni peran. 

(Instagram/@sanggar.tonggak)
(Instagram/@sanggar.tonggak)

Tujuan pendirian sanggar ini adalah untuk menyediakan ruang seni bagi anggota  HMI karena dari mereka pada kala itu memiliki keresahan akan minimnya ruang lingkup seni yang ada, terutama pada daerah Ciputat dan sekitarnya. Geusan Damarwansa, Direktur Pengembangan di Sanggar Tonggak yang juga merupakan mahasiswa UIN Jakarta, Program Studi Tarjamah, mengatakan bahwa kesenian di Indonesia pada saat ini sudah semakin maju dan banyak peminatnya. Ia juga berpendapat bahwa adanya wadah seni seperti ini sangat membantu memperkenalkan seni kepada masyarakat dengan mengadakan kegiatan pertunjukan seni yang melibatkan masyarakat juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun