Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama FEATURED

Hati-hati Saat Berbagi Foto Korban Kejahatan Sadis di Sosmed

7 September 2017   19:53 Diperbarui: 13 Mei 2018   13:54 6428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media menjadi media paling ampuh saat ini dalam penyebaran berita. Konten info, gambar dari berbagai macam peristiwa bertebaran dari segala penjuru dunia. Hingga tak terelakkan dan juga tanpa kita sadari akhirnya kita pun terpapar berbagai macam gambar berupa foto dan video yang menampilkan korban dari kejahatan yang sadis. Terakhir yang membuat bulu kuduk kita berdiri adalah paparan ribuan jiwa yang terbunuh dan terusir dari tanah Rohingya, Myanmar.

Adalah mengerikan jika seorang remaja yang secara kejiwaan belum stabil terpapar setiap hari dengan gambar sadis, berupa potongan-potongan kecil korban kejahatan tersebut. Entah darimana bisa didapat, ada seorang lelaki disalib dengan wajah dan badan membelakangi kamera dan benar-benar telanjang dan tanpa sensor pula, ada bagian vital dari tubuh korban yang terlihat dalam foto dilihat ribuan mata seluruh dunia. Apakah tak ada yang merasa ini sebuah kesalahan etika bersosial media?

Pernah mendengar istilah vicarious? 

Secara kalimat ajektiv, artinya "seolah diri ini seperti mengalaminya langsung". Dengan melihat setiap waktu gambar berupa foto dan video yang memenuhi linimasa kita, mata ini seperti terpapar kejadian yang sepertinya terjadi secara langsung di depan mata kita. Seperti menghadirkan dan menyaksikan bagaimana warga Rohingya disiksa dan dibunuh secara kejam. 

Manusia pada umumnya memiliki kemampuan belajar yang disebut 'vicarious learning' - yaitu kemampuan untuk memproses gambar dan cerita (dalam buku, foto atau video) seolah-olah sangat nyata kita dialami.

Kemampuan ini yang membuat kita bisa merasa takut ketika melihat foto-foto sadis, misalnya ketika foto pembantaian atau perkosaan yang secara tak terduga (dan tak bisa terkontrol) muncul di linimasa kita.

Dampak negatif (melihat foto kekerasan) bisa hampir sama dengan dampak kita melihat langsung kejadian itu di depan mata kita.

Kita seakan-seakan bisa membayangkan adegan yang terjadi.

Bisa merasa ketakutan, bermimpi buruk, dan lainnya. Untuk lebih mudah mencerna nya adalah ketika seorang anak kecil yang seharian bermain kelelahan dan mungkin karena lelah fisiknya bermimpi buruk. Dan yang terjadi pada vicarious learning adalah kelelahan mental tanpa disengaja. Dengan catatan efeknya bisa sangat beragam tergantung masing-masing individu.

Itulah keadaan yang akan terjadi pada seorang netizen karena paparan kejahatan menjadi nyata dalam kehidupan ini.

Sepertinya efek domino mata kita yang terpapar setiap hari menyaksikan gambar korban sadis ini belum berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun