Mohon tunggu...
Muhammad Ali Reza
Muhammad Ali Reza Mohon Tunggu... Guru - belajar sepanjang hayat

Setiap penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Imam Ali Kw.)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mang Barna Tutup Usia

9 Juni 2017   22:33 Diperbarui: 11 Juni 2017   12:23 3938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang suka bercerita dan hidup berdasarkan cerita yang dipercayainya. -Gerbner

 

Bismillahirrahmanirrahim..

Sebetulnya aku ingin menulis mengenai ini jauh-jauh hari tapi baru sempat sekarang. Ada beberapa faktor yang membuatku terlambat untuk menuliskannya.

Sobarna bin Suwarman (atau orang mengenalnya dengan sebutan 'Mang Barna'), meninggal pada hari Senin, 29 Mei 2017 pada pukul 21:20 WIB.  Wafat pada usia 66 tahun. Kabar yang aku dengar dari radio, karena sakit. Sudah hampir satu tahun ke belakang sudah mulai sakit, kata kang arga pamungkas (penyiar radio lita). Untuk rekaman dongeng saja, beliau melakukannya di rumahnya di Garut (di daerah Bayongbong kalau tidak salah). 

Siapa yang tak mengenal mang barna, beliau adalah pendongeng sunda. Dari kabar yang aku tahu, mang barna mulai mendongeng kisaran tahun 70-an atau 80-an. Sudah banyak dongeng-dongeng yang sudah ia telurkan melalui media radio, untuk memanjakan para pendengarnya. Tapi sayangnya, ada dongeng yang tak sempat diabadikan (direkam), mungkin karena masalah teknologi kala itu. Beberapa dari Anda tentu mempunyai kenangan dengan dongeng-dongeng yang pernah diceritakan oleh mang barna.

Aku terbilang penggemar baru, aku tahu mang barna dari seniorku di kampus, namanya habibi. Waktu itu sekitar awal 2015 kalau tidak salah. "za.., cobi dangukeun dongeng si buzil geura. Rame!" (za.., coba dengerin cerita si buzil. Seru! ). Pada saat itu akupun mulai mendengarkan dongeng, setelah sebelumnya menanyakan saluran radio. Oh iya, dongeng mang barna ini dipancarluaskan dari radio lita fm 90.9 (ini bukan iklan ya), dulu namanya radio litasari dan frekuensinya dulu masih am belum menjadi fm seperti sekarang. Radio ini konsen ke acara-acara yang berkaitan dengan keluarga, dan menjadi radio keluarga pertama di bandung jauh sebelum adanya MQ fm. 

Tentu banyak pendongeng-pendongeng di tatar sunda ini, dan mang barna adalah salah satunya. Kalau di bandung dulu ada pendongeng, namanya mang rahmat, entah di radio apa. Aku tahu mang rahmat dari ibu, "dulu..uyut sadili suka mendengarkan dongeng mang rahmat, " kenang ibu. Buyutku dulu sempat mengungsi dan tinggal di Bandung, konon katanya dulu sempat ramai atau gencar-gencarnya gerombolan (istilah untuk DI). Tapi aku yakin DI tidak sekejam atau seanarkis yang diceritakan orang-orang. Mungkin hanya politik pada rezim kala itu. 

Di akhir hayatnya dongeng yang disampaikan mang barna berjudul si kucrit, dan belum selesai atau beres. Allah telah memanggilnya terlebih dahulu.

Semoga dongeng-dongeng yang disampaikan mang barna menjadi "lisana siddiqin fil akhirin (buah tutur yang baik bagi orang sepeninggalnya)".

 

Allahumagfirlahu warhahu..

Al-Fatihah.. 

 

*)bagi Anda yang mempunyai kenangan dengan dongeng mang barna silahkan komen di bawah.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun