Mohon tunggu...
Tahlia Sarah Lois
Tahlia Sarah Lois Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

Plantation Crop Production Technology.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Cara Meningkatkan Produksi Crude Palm Oil (CPO) melalui Kriteria Matang Panen Tandan Buah segar (TBS)

25 Juni 2022   20:42 Diperbarui: 25 Juni 2022   20:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Negara Indonesia memerlukan sarana industri yang mampu meningkatkan pembangunan perekonomian Indonesia dan sudah jelas industri kelapa sawit adalah salah satunya. Hal ini terjadi karena kelapa sawit adalah sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui. Negara Indonesia mempunyai sumber daya yang dapat mendorong industri kelapa sawit berupa kondisi lahan yang subur, sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, iklim yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan tenaga kerja yang produktif.

                                                  

 Luas lahan perkebunan sawit Indonesia pada tahun 2020 mencapai 14,85 juta Ha dan untuk tahun 2021 mencapai 14,66 juta Ha yang terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan Negara. Pada 2020, jumlah produksi minyak sawit atau CPO sebesar 78 juta ton. Disusul dengan minyak kedelai berjumlah 53,2 juta, minyak bunga matahari sebesar 18,3 juta ton dan minyak kanola 31,5 juta ton. Sisanya berasal dari 13 jenis minyak lain yang berjumlah 55 juta ton seperti minyak inti sawit, minyak kelapa, minyak kacang tanah, dan minyak zaitun sesuai dengan presentasi Thomas Mielke, Analis Oilworld, yang berjudul “The Oil World Supply and demand Forecast for the Year 2020”.

Buah kelapa sawit yang berkualitas baik adalah buah yang dipanen pada tingkat kematangan yang tepat, yaitu ditandai dengan berubahnya warna akibat perubahan konsentrasi pigmen, kadar air dan asam lemak bebas (ALB). Buah kelapa sawit matang berwarna cerah yang didominasi oleh warna kuning kemerahan, sebagai peralihan dari warna hijau buah mentah (unripe) dan hitam atau ungu tua yang disebut buah mengkal (under ripe). Kriteria buah matang yang pada umumnya digunakan oleh para petani apabila telah mecapai waktu lebih kurang 6 bulan setelah penyerbukan, yang ditandai dengan indikator warna buah mulai kuning kemerahan dan sudah ada 3 sampai 5 buah yang gugur dari tandannya.

Salah satu cara dalam mengoptimalkan pengelolaan agribisnis adalah optimalisasi produksi mulai dari optimalisasi potensi produksi TBS hingga optimalisasi potensi produksi CPO. Kelas buah berpengaruh secara siginikan terhadap produksi CPO. Artinya bahwa semakin banyak buah busuk, maka produksi CPO akan berkurang secara signifikan. upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi CPO adalah dengan meniadakan buah busuk, kemudian mengurangi buah mentah, serta meningkatkan kematangan buah pada saat panen. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak inti adalah dengan mengurangi buah mentah dan buah busuk, serta meningkatkan kematangan buah

Dalam optimalisasi dilakukan pengaturan komposisi kematangan buah, yaitu: matang-1 5%, matang-2 15%, matang-3 dan matang-4 masaing-masing 40%. Dengan demikian seluruh buah yang dipanen dan diolah adalah yang sudah termasuk dalam kategori matang. Dengan dipenuhi komposisi kematangan buah tersebut, maka rendemen minyak dan inti yang diperoleh juga menjadi maksimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun