Mohon tunggu...
taher heringuhir
taher heringuhir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan di TV bursa efek Indonesia, IDX Channel. www.tahersaleh.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Orang-orang India di Grup Bakrie

4 Maret 2017   14:09 Diperbarui: 4 Maret 2017   14:38 1858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Public expose BUMI, photo: plazadana

Pria 66 tahun asal Rajahmundry, India, ini juga dipercaya menjabat Presiden India Club, Jakarta, dan pernah menjadi chairman Committee of Indian Chamber of Commerce and Industry di Indonesia. Alumnus Andhara University, India, ini cukup punya ‘pengaruh’ di Grup Bakrie lantaran kenyang asam garam sebagai negosiator dan dealmaker. Nalin kini masih menjabat komisaris anak usaha Bumi, BRMS dan Chairman International Advisory Council di Bakrie Global.

Setelah Dileep dan Nalin, ada nama Thekepat Gopal Sridhar. Pria 62 tahun itu menjadi direktur PT Darma Henwa Tbk (DEWA) sejak Maret 2014. Darma Henwa adalah kontraktor tambang terafiliasi Grup Bakrie dan sahamnya kini dimiliki mayoritas oleh publik 64% per September 2016. Sisa saham dipegang Zurich Asset International Ltd (18,40%) dan Goldware Capital Limited qq Zurich Asset International (17,68%). Zurich adalah entitas asosiasi dari Bumi. “Bumi memiliki 31% saham DEWA, tapi tak ada perwakilan manajemen Bumi di sana,” kata Dileep.

Gopal Sridhar adalah alumnus University of Madras, India, dan University of Cochin, India. Mulai bergabung dengan Darma Henwa sejak 2011 sebagai general manager hingga mencapai chief financial officer. Pengalamannya di bidang keuangan dan perbankan banyak ditempa di sejumlah negara termasuk Indonesia, Singapura, dan India. Ditambah lagi dia pernah bekerja di dua grup konglomerasi di Indonesia, Gobel Group dan Salim Group, membuat kemampuannya banyak menopang keputusan strategis manajemen perusahaan.

Ilustrasi, Tata, Photo: Livermint
Ilustrasi, Tata, Photo: Livermint
Kembali ke Bumi, di KPC, perusahaan patungan Bumi dan Tata, ada nama Ashok Mitra. Situs KPC mencatat, awalnya Ashok adalah generalmanager finance dari Tata Power India. Ashok kemudian dipindahkan ke Indonesia pada Agustus 2007 sebagai chieffinancialofficer KPC ketika Tata mengakusisi 30% saham perusahaan itu.

Ashok yang bekerja di Tata sejak 1985 ini bertanggung jawab soal keuangan dan komersial, manajemen supply chain, dan manajemen serta perbaikan bisnis KPC. Di bawah bimbingannya, langkah efisiensi diambil guna mengurangi biaya produksi. Dan sejauh ini strategi keuangan KPC membuat keuangan persahaan ini baik-baik saja. Bahkan KPC menjadi salah satu perusahaan dengan pembayaran royalti terbesar bagi ABPN Indonesia. Sudah dua kali KPC menerima penghargaan sebagai “Wajib Bayar dengan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak terbesar “. Berapa sih pajak tambang KPC? Pada 2015, data KPC menyebut pembayaran pajak dan royalti mereka masing-masing US$100,69 juta dan US$372,99 juta, setara dengan Rp1,3 triliun dan Rp4,85 triliun.

Di luar BUMI dan DEWA, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) juga diwarnai dengan kehadiran dua warga negara India, Chenji Srinivasan Seshadri dan Balakrishnan Chandrasekaran. Srinivasan menjabat direktur sejak Juli 2013 dan bekerja di Grup Bakrie sejak 1992. Alumnus Bangalore University, India, ini pernah menjadi advisor di Bumi, direktur Enercorp Group of Companies, dan chief executive officer perusahaan minyak di Kanada.

Sama seperti Srinivasan, Chandrasekaran juga menjadi direktur Bakrie Sumatera sejak Juli 2013. Selama 20 tahun lebih dia mengabdi di Grup Bakrie, seperti di PT Bakrie Metal Industries, PT Bakrie Pipe Industries, PT Southeast Asia Pipe Industries, dan BNBR. Lulusan Universitas Madras, India, ini sebelumnya bekerja untuk Tata dan TVS Group di India.

Cukup banyak memang orang India di Grup Bakrie kendati kalau dihitung-hitung yah jumlahnya tak sampai 10 orang, hanya 6 orang India—di luar Kahlil—untuk level top management di salah satu grup konglomerasi terbesar di Tanah Air ini.

“Ini murni profesional saja,” kata Bobby Gafur Umar, Direktur Utama BNBR ketika saya tanyakan hal ringan ini. Begitu pula ketika bertemu dengan Kahlil pada akhir September tahun lalu ketika kami mengundangnya talkshow membahas makroekonomi. Menurut Kahlil, bergabungnya sejumlah warga negara India bukan hal baru karena mereka sudah puluhan tahun bekerja, pun termasuk pengalaman di perusahaan besar lainnya. “Iya ada [orang India], tapi enggak banyak yah,” katanya. “Yang di KPC itu karena ada saham Tata Power India. Saya fikir semuanya profesional murni, ada yang lebih dari 20 tahun bekerja di Grup Bakrie.”

**

Hadirnya orang India di Grup Bakrie, tak jauh berbeda dengan fakta di konglomerasi lain, apalagi adanya anak usaha patungan (joint venture) membuat perlunya penempatan perwakilan direksi dari pemegang saham asing. Misalnya, Grup Astra yang juga diperkuat direksi dari Jepang, atau Grup Lippo dengan direksi dari Malaysia dan Singapura. Seluruhnya punya karakter dan budaya berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun