Memahami umpatan "longor" sebagai sarkasme dalam bahasa Medan
Dasar kau! Kau memang menyebalkan! Kau selalu membuatku kesal!
Sudah menjadi hal yang lumrah bagi kalangan remaja untuk menggunakan Kata umpatan dalam berinteraksi antar sesama
Kedengkian bersarang kokoh dalam hatinya. Menghasilkan umpatan kasar yang tak bermoral
Ada dada yang mendidih Mendengar umpatan yang mendengung
Tadi malam aku berjumpa dengan puisi berjalan seorang diri, di sepinya lorong malam yang larut
Seseorang yang merasa kangen berpuisi kembali tapi kini kehilangan daya ekspresi
Mereka menyebutkan kata 'anjir' sepontan dan tanpa sadar, kenapa ya?
Bahasa umpatan adalah suatu bahasa yang kasar, menghina sehingga harus di jauhi oleh anak anak
Apakah kamu sering mengacungkan jari tengah pada orang lain?
Sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi yang digunakan, perilaku masyarakat dalam memanfaatkannya juga berubah.
Dan pastinya anak-anak sekolah pada masa kini, umumnya, bersepatu. Di zaman kuda masih gigit besi tidak semua anak SD beralas kaki.
Memang di dunia ini banyak sekali hal yang dapat memicu kekesalan, karena pada dasarnya terkadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi.
Berkata kasar bagaikan 2 mata pedang. Satu sisi agar terlihat menawan dan disisi lainnya membunuh diri sendiri serta kawan.
Sikap suka mengumpat di depan publik serta disaksikan jutaan umat manusia sungguh merupakan hal yang amat disayangkan.
Kalau saja aku lepas kendali, bola basket di tanganku sudah mengenai muka Irwan, terpicu ucapannya yang sangat menyinggung.
“Pak Guru bisakah kita menggugat Komnas PA?” tanya salah seorang siswa.“Mengapa?”“Karena Komnas PA telah membuat kata anjay menjadi popule
Kata-kata kasar atau umpatan sudah lazim beredar dalam komunikasi lisan di Indonesia. Bahkan tiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Memang sewa
Kata "anjay" benar-benar menjadi viral. Ini berkat laporan dari Lutfi Agizal, yang melaporkan bahwa kata Anjay dapat merusak moral bangsa. Banyak yang