Puisi keenam dari sembilan rincian judul puisi tentang Silahkan, khususnya tentang Silahkan Dicoba Tak Meminta Upahnya. Semoga bermanfaat.
Presiden dan Wakil Presiden Tidak Mutlak Harus Berlatar Belakang Ekonomi
Puisi ketiga dari sepuluh rincian judul puisi tentang Misalnya, khususnya tentang Misalnya tanpa Apa-apa. Semoga bermanfaat.
Puisi kedua belas dari lima belas rincian judul puisi tentang Mengawinkan, khususnya tentang Mengawinkan Diam dan Bicara. Semoga bermanfaat.
Mustahil untuk melakukan sesuatu yang mustahil, tapi tidak mustahil untuk melakukan sesuatu yang sukar, bukan?
Orang yang mencinta tidak menyesali waktu saat mencinta, akan tetapi apabila terlewatnya waktu atau kesempatan ketika merasakan cinta
Kasih, tidakkah, baik segala kejadian saat ini ataupun kelak yang masih belum kita ketahui, pada akhirnya akan membawa kita pada tujuan yang sama?
Sementara diri ini sejatinya adalah kosong. Dan akan kembali pada keadaan kosong pula. Bagaimana yang isi akan menyatu dengan isi yang lain?
Ternyata kita masih beruntung, diantara mereka yang mesti dirundung derita.
Disaat engkau tertawa atau menangis, saat bahagia ataupun duka, adakah yang aku tunggu selain melihat senyum semesta itu?
Ketika ia datang menawarkan sebuah senyuman ataupun dekap kehangatan. Lalu, tidakkah seharusnya aku merawat sapa anganmu, kasih?
Kita hanya sebongkah bejat yang selalu membangkang untuk menjadi tawanan kerinduan. Yang akhirnya akan tetap menghilang, diiringi sesal yang melantang
Sebab, saat engkau pinta untuk menjelaskannya, aku sendiri tidak akan mampu menjelaskan lagi kapada diriku, apalagi kepadamu, Kasih.
Tenanglah, di salah satu sudut kesunyian perjuangan itu, kita menyatu. Hadir menatapmu, meski dalam ketiadaan.
Siapa bilang percaya kepada yang belum pasti itu mudah? Melihat sesuatu yang samar, mendengar banyak kata-kata yang tidak jelas
Kemarin (3/4) saya membaca koran lokal terbitan Solo, Jawa Tengah. Ada salah satu tulisan yang menarik perhatian saya. Tulisan tersebut mengetengahkan
