Seperti sebotol bir punya teman yang tak lagi bisa pulang dan hanya bisa tabah masuk ke tenggorokan saya
Bayangmu mengayun rindu di pelupuk mata Sinar binar menggangu peraduanku Peri malam bersekutu dalam bayangmu Kususur lorong waktu menapaki kisah
Seandainya 1517 tiada, cara sujud kita pada Kuasa tetap sama
Kisah romansa yang beradu antara doa dan takdir ditengah heningnya singgasana malam
Haruskah kau berenang diluap air mataku yang mengalir?
Puisi ini menggambarkan tentang rindu. Bagaimana dia tumbuh, menyapa dan mewujud.
Apalah arti pijar senja yang hadir kala hadirmu pergi ikut terusir.
Aku tak ingin mengubur wajahmu di liang senja dalam mesra raga yang sedang memeluk semesta
Menundukkan wajah agar tidak melonjak Supaya dapat menyibak jalan mengikuti jejak Menjemput Ridho Rosulullah Muhammad yang selalu mengajak.
perihal rindu, kita semua tak punya nyali untuk menolaknya
Tangan ini sudah mulai enggan menyentuhmu, namun rindu begitu berat dan menggumpal dalam jiwa
Ayah, teringat besar pengorbananmu untukku.
April ini rindu dan doa ku terbalas. Kembang senyum lebar dan hati senang tak berbatas
Pagi Cinta.... Bila hadirnya mentari adalah bagian dari nikmat-Nya, tentu harusnya hadirnya dirimu memberi kehangatan dan keceriaan. S
Malam yang begitu sunyi..Kali ini aku merasa kusutKosong dalam kesunyian malamLaksana bunga yang sebentar lagi akan layuKubiarkan kesunyian ini terus&
"Pemuda, millenial, dan sukses. Berdikari dengan usahanya sendiri, sudah tentu menjadi sebuah angan-angan. Sayangnya, tak banyak yang mau memperjuangk
Aku tidak baik-baik sajaAdakah di luar sana yang mengerti? Tentang penantian yang tak kunjung tibaTentang pengharapan yang tak kunjung bertepiAku
Panggung hidup kitabelum kembali normalatau new normal Janji tatap wajah,face to face sambil kecup keningmuatau sekedar gengam jemarimusambi
Aku memandang karang yang tak pernah mengeluh pada samudraMenahan deras ombak yg kian menerjangDaeimu aku belajar tentang ketegaranAgar rasa sedih tak
Kami harus bagaimana?lalu, Kami harus bagaimana?Kami menutup mata kepala, agar bisa melukismu dengan hatitak mengapa!Kau minta kami bersabar, menahan
