Ilustrasi. Foto Anthony Shkraba/ Pexels Pagi ini dada riuh, bersilang kata penuhDan yang tak pernah membaca, hingga tak arif melihat tanda-tanda.
Pada pantai aku mengaduTentang sebuah luka yang masih mengangaTentang sebuah kesaksian bahwa ada sebagian diri yang sesungguhnya tidak baik-baik sajaT
Malam ini suara-suara itu melahirkan anak-anak ketakutan.
Marhaban ya ramadhan... Rasanya baru saja membaca spanduk dan baliho2 mengucapkan selamat datang bulan berkah yang penuh dengan kemuliaan... 
panas melampau bataskurun waktutiada kiratiada tahu hingga kan bila dan kini kulihat langit malamtak lagi hitamkelabu iaterselimut kabut yang entah bi
Mataku masih asyik memperhatikan bibir merah tebalnya yang sedang memainkan sedotan putih panjang itu, ketika kusadari bahwa ternyata dia sedang balik
Coretan ini tak bermaksud apa-apa, hanya sedikit mengobati kekecewaan setelah tim favorit saya (Barcelona) tidak lolos ke final liga Champion. Kecewa
Dalam temaram senja, pada sebuah sudut belantara kota, dua orang lelaki berbeda generasi, tengah duduk berdua melepas lelah dan penat. Seharian ini me
Saat kecil dulu berbagai versi hujan pernah kudengar. Pernah seorang kawanku bilang, hujan pertanda malaikat juga bidadari tengah menangis. Sementara