Sebuah perjuangan sampai titik darah penghabisan untuk memperjuangkan sebuah mimpi.
Puisi ini berisi ungkapan untuk semua orang yang telah menjadi guru
Puisi ini berisi tentang kehidupan yang penuh perjuangan
Puisi ini tentang sebuah cita-cita agar palestina bisa dibebaskan dari penjajahan
Puisi ini berisi tentang suasana Palestina yang sangat miris akibat serangan dari tangan ganas para zionis
Puisi tentang kekaguman terhadap sosok rasulullah
Kajian stilistika puisi Gugur W.S Rendra menggambarkan perjuangan pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Tahun kelabu yang ku lewati sebelum datangnya hari ini
Mengeksplorasi minat menulis puisi untuk menarik perhatian supaya massa tertarik dan penasaran untuk membaca tentang puisi.
Bangun! Saatnya Berperang! Bangun! Mereka sudah datang!
Sore ini langit cerah diujung senja aku mulai menulis kembali tentang kegagalan menambah kedewasaan.
Dengan kini semua bahagia. Nikmatilah semuanya. Sebelum darah barat mengambil hakmu kembali
Malang, 31 Juli 1947Api Membara di seluruh KotaDeru tank-tank menghentak aspalDerap Sepatu berirama diiringi letusan, "Duuaaaarh" dan terus meletusPel
Ombak menghempaskan diri ke bibir pantaiBeradu dengan alunan nada seruling klasik negara Khilafah UtsmaniyahAngin laut Istanbul menampar keras wajah k
Dikata kau penerus bangsaSetiap asa dan keringatmu sungguhlah bermaknaKarya ciptamu membangun NegaraDengan tanganmu kau ubah duniaKau torehkan goresan
Semu laut yang tak pernah tidurbertasbih kepada Tuhandan pantai yang menjadi selimutnyaadalah sebuah lukisan keterpura-puraan Gubuk, 2015 ========== T
Entah apa yang harus aku katakan padamu lagi Untuk sekedar engkau luruskan kesalahfahaman ini Lidah ini sudah terlalu kelu Menjawab satu demi sa
Ada jalan yang tak pernah tertapaki karena takdir belum jatuh pada waktu itu saat semua kebencian adalah pendaman rasa yang membuat tangan busuk membu
by: Adi Pujakesuma Veteran perang ‘45Sisa peninggalan jaman perangRenta sebatang kara.... Berselimut kulit serta tulang penyangga hidupnyaHijau
