Melepas Kenangan Melingkar di Jemari Hati, Dingin malam yang menyapa
Maafkan aku Tuhan, Aku merayu-Mu saat lemah saja
Aku merayu-Mu dengan binar sayuDiiringi geletar kalbu penuh rindu
Puisi ini mengungkapkan keyakinan penyair bahwa setiap individu memiliki hak untuk hidup & berkembang sesuai dengan kehendaknya sendiri
Suap janganlah kau terima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutar balikkan perkara orang-orang yang benar
Kau seolah merayu dengan senyum manja di tipis bibir merahmu
Pergunakan waktu dengan baik, pada akhirnya kita akan sampai dimana senja pun menghampiri
Proses merayu pada pemilikmu. Baca selengkapnya di sini
Proses negosiasi kepada tuhan membutuhkan kesabaran dan keikhlasan.
Merayu Tuhan dengan cara yang dihalalkan
Sepintas ku menarik selimut untuk pulang sejenak kerumah peraduan
Duhai bidadari. Peluklah tubuh ini dengan erat. Hingga dinginnya hati kembali terasa hangat.
Begitu indah apa adanya dirimu tak perlu sibuk bersolek habiskan waktu. Bila hati telah temukan getarannya bahagia memenuhi raga dengan segala rasa
Aku memilih menepi di pinggir jalan yang sepi. Menatap jalan yang penuh misteri... Baca puisi Merayu Tuhan di sini
Bandung dulu baru Jakarta, senyum dulu baru bacaAbang Panjul Abang Jaja, i love you deh aMakan malam sama lontong, gue nggak bohongAku cantik dia juga
oh... cintaku, sayangku, rindukupujaan hatikubelahan dadaku yang kudamba selaluterbayang dalam angankuterbawa dalam mimpikuoh... janganlah kau ragumen
Duhai senja, mengapa engkau merayu Raga, yang sedang berduka Tahukah engkau tentang itu Ia kini bahagia Duhai senja, mengapa engkau merayu Pemu
Tik-Tok Tik-Tok Tik-Tok Tik-Tok Satu bait puisi saja ingin kutuliskan padamu Menemani sebelum kamu terlelap Ah Tapi aku tak pandai merayu ** T